Ahad 21 Jul 2013 06:37 WIB

Menlu AS Desak Palestina-Israel Berunding Kembali

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Djibril Muhammad
John Kerry
Foto: Reuters/Jacquelyn Martin
John Kerry

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry, mengatakan Israel dan Palestina harus memulai kembali perundingan damai setelah tiga tahun terhenti.

Meski begitu, Kerry juga mengatakan perundingan bukanlah titik akhir dan pembicaraan diplomatik kedua negara tetap diperlukan.

Kerry, yang tengah menyebarluaskan misinya menjadi perantara perdamaian Timur Tengah untuk keenamkalinya itu memberi sedikit rincian.

Ia akan memediasi Israel dan perwakilan Palestina yang akan segera datang ke Washington. Kedatangan perwakilan keduanya akan menjadi titik awal negosiasi.

"Saya senang dapat mengumumkan kesepakatan yang telah kami capai. Ini akan menjadi basis untuk memulai status akhir negosiasi langsung Palestina-Israel," kata Kerry, Jumat (19/7).

Ia juga mengungkapkan cara terbaik memberi kesempatan bernegosiasi adalah dengan tetap menjaga pembicaraan dalan area privat.

Kerry menuturkan, perundingan masih dalam tahap perumusan. Oleh sebab itu, ia tak akan membicarakan hal itu terlampau rinci.

"Kami tahu tantangan akan menemui pilihan-pilihan sulit ke depannya," ujar Kerry. Namun ia tetap berharap usaha  perdamaian akan berjalan baik.

Perundingan damai antara Palestina dan Israel mengalami stagnansi selama dua dekade terakhir. Usaha perundingan terakhir dilakukan pada akhir 2010 saat Israel membangun pemukiman Yahudi di Jalur Gaza dan Palestina mengehendaki pengakuan sebagai negara.

Palestina yang didukung banyak negara mengatakan Jalur Gaza da Jerusalem Timur adalah teritori Palestina sebelum diokupasi Israel pada 1967.

Baik Israel maupun Palestina berhati-hati dalam menanggapi apa yang dikatakan Kerry. "Saya tahu ketika negosiasi dimulai, ini akan menjadi urusan yang kompleks dan tidak mudah," tulis Tzipi Livni, Menteri Kabinet Israel yang menangani urusan diplomasi, dalam akun Facebook-nya. Namun, ia meyakini sepenuhnya bahwa perundingan damai adalah cara terbaik bagi masa depan Israel.

Anggota Senior Organisasi Pembebasan Palestina, Wasel Abu Youssef, mengatakan apa yang dikatakan Kerry tidak berarti Palestina akan mau kembali berunding.

"Perundingan berarti usaha lebih untuk mempertahankan apa yang telah dicapai rakyat Palestina. Israel harus mengembalikan batas negara seperti sebelum 1967," ujarnya.

Kerry mengatakan Livni dan negosiator Palestina, Saeb Erekat dapat pergi Washington pekan depan. Informasi lebih lanjut akan diumumkan kemudian.

Otoritas Mahmoud Abbas sendiri masih dipertanyakan. Pemerintahannya yang didukung AS menempati wilayah Tepi Barat. Sementara wilayah Gaza dipimpin oleh Hamas yang menentang permukiman warga Yahudi.

"Abbas tidak memiliki legitimasi untuk bernegosiasi dalam isy penting seperti itu hanya dengan dukungan setengah warga Palestina," kata juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri.

Usulan perdamaian telah diajukan Liga Arab lebih dari satu dekade lalu. Usulan itu berisi tentang pengembalian perbatasan kedua negara seperti pada 1967.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement