REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Angkatan Bersenjata Pemerintah Suriah mengebom kota stategis oposisi di Utara Suriah, Sabtu (20/7). Serangan udara itu menewaskan setidaknya tiga orang.
Pasukan Presiden Bashar Assad beberapa pekan belakangan ini memegang momentum dalam perang sipil. Kini pasukan pemerintah itu semakin gencar menyerang kubu oposisi di beberapa fron termasuk di utara Provinsi Idlib. Provinsi utara itu merupakan wilayah perbatasan dengan Turki.
Di Idlib, pasukan pemerintah pekan ini menyerang Kota Saraqeb dengan roket, tank, dan serangan udara. Sabtu (20/7), Organisasi kemanusiaan di Suriah, mengatakan militer melakukan serangan udara dengan meluncurkan bom berhulu ledak 15 yang disebut barrel bomb. Bom itu dibuat dari ratusan kilogram material eksplosif yang ditempatkan dalam selongsong.
Sementara itu, sebuag serangan udara sebuah pesawat tempur menewaskan setidaknya tiga orang, dua di antaranya merupakan anak-anak.
Jumlah korban tewas diperkirakan akan bertambah karena masih banyak reruntuhan bangunan yang belum digali dan memerangkap banyak orang.
Pasukan Assad sendiri berada dibawah kendali penuh pasukan di ibukota Provinsi Idlib. Sementara puluhan brigade oposisi mengontrol wilayah pinggiran kota. Pertempuran kedua kubu pecah saat pasukan Assad mencoba memukul mundur pasukan oposisi.
Dengan populasi 40 ribu jiwa, Saraqeb merupakan kota terbesar ke dua di Provinsi Idlib. Wilayah ini menjadi salah satu kantong pertahanan oposisi selama lebih dari satu tahun.
Saraqeb juga penting secara strategis untuk kedua pihak karena letaknya berada di sepanjang jalan tol penghubung kota terbesar Suriah, Aleppo, dengan pusat komando Assad, Damaskus, dan wilayah pesisir Latakia.
Oposisi memanfaatkan akses ini untuk menyuplai senjata dan melancarkan serangan gerilya terhadap pasukan Assad yang melintas Idlib-Aleppo.
Lebih dari 93 ribu tewas sejak krisis Suriah sejak gelombang protes menetang kepemimpinan Assad pada Maret 2011. Protes berubah menjadi perang sipil setelah pihak oposisi mulai melawan kebrutalan pasukan pemerintah.