REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Mesir Nabil Fahmy mengatakan Kairo mengevaluasi kembali hubungan dengan Suriah menyusul penggulingan mantan presiden Muhammad Mursi oleh militer.
Dalam komentar publik pertamanya, Fahmy mengatakan negaranya akan terus mendukung Suriah tetapi Kairo tidak berniat untuk ikut perang di Suriah. "Tidak ada niat jihad di Suriah," kata Fahmy dikutip Al-Jazeera, Ahad (21/7).
Fahmy mengatakan keputusan Mursi yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Suriah akan kembali diperiksa. Namun, dia menekankan tidak berarti hal itu akan mencapai keputusan bahwa kebijakan akan dilanjutkan atau tidak dilanjutkan.
Dalam laporan tersebut, komentar Fahmy mengisyaratkan pergeseran dari pendekatan Mursi. Hanya beberapa pekan sebelum Mursi digulingkan pada 3 Juli 2013, seorang pejabat senior pemerintah mengatakan otoritas tidak akan mencegah warga Mesir ke Suriah.
Mursi juga menghadiri rapat umum pada 15 Juni dimana para pemimpin garis keras mendesak anak-anak muda Mesir pergi ke Suriah untuk berperang.