REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menteri Luar Negeri Mesir yang baru diangkat, Nabil Fahmy, Ahad (21/7) membahas dengan timpalannya dari Ethiopia, Tedros Adhanom, terkait masalah bendungan Renaissance. Bendungan yang akan dibangun oleh Ethiopia di Sungai Nil.
Di dalam pembicaraan telepon, Fahmy menekankan pentingnya penyelenggaraan pembahasan teknis yang disepakati antara Mesir, Ethiopia dan Sudan guna melaksanakan saran komite ahli internasional yang mengkaji proyek tersebut. Demikian pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Mesir.
Sementara mantan asisten menteri luar negeri urusan Afrika, Mona Omar, dijadwalkan tiba di Addis Ababa, Ethiopia, pada Senin. Dia datang sebagai utusan presiden untuk bertemu dengan Perdana Menteri Ethiopia dan pemimpin Uni Afrika, Halemariam Desalegn.
''Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mesir, Badr Abdel-Atty, menyampaikan keprihatinan yang mendalam sebab Pemerintah Ethiopia belum menanggapi undangan Mesir guna membahas masalah yang berkaitan dengan bendungan Ethiopia tersebut,'' kata Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Senin pagi.
Pada Juni, kedua negara itu sepakat untuk memulai perundingan mengenai saran komite teknis internasional tentang bendungan yang dimaksudkan tersebut.
Bendungan Renaissance, yang direncanakan dibangun oleh Ethiopia, telah menjadi sumber keprihatinan bagi rakyat Mesir. Mereka khawatir bendungan itu akan secara negatif mempengaruhi bagian tahunan mereka atas air Sungai Nil yang saat ini berjumlah 55,5 miliar meter kubik.