Selasa 23 Jul 2013 09:46 WIB

Pelajar dan Pekerja India Bobol Sistem Visa Australia

Red:
Pengajuan Visa
Pengajuan Visa

CANBERRA -- Ribuan pelajar, pekerja dan pemegang jenis visa 457 berhasil masuk ke Australia dengan dokumen perjalanan dan dokumen kerja palsu.

Informasi dari Departemen Imigrasi yang diperoleh ABC di bawah Undang-undang Kebebasan Informasi menunjukkan pemalsuan besar-besaran dan tak terkendalikan terhadap sistem visa Australia.

Audit internal menunjukkkan, di tahun 2008/09, angkanya mendekati 50 persen, dan Departemen Imigrasi kesulitan mengidentifikasi dengan pasti orang-orang yang masuk ke Australia.

Dalam satu kasus, seorang pria yang dideportasi dari Australia mampu menghindari pemeriksaan visa berulang-kali hanya dengan mengganti tanggal lahirnya.

Jurubicara Departemen Imigrasi Sandi Logan mengatakan, angka tersebut sangat meresahkan.

Namun ia mengatakan, sejak itu sudah banyak perubahan. Departement Imigrasi hampir tidak berdaya mencegah pemalsuan identitas karena rendahnya tingkat tekonologi pada paspor India.

Permintaan ABC untuk membuka informasi ini baru dipenuhi setelah hampir dua tahun.

Dokumen-dokumen yang diperoleh ABC menunjukkkan pemalsuan paspor, visa dan identitas secara besar-besaran terjadi dalam jumlah yang mengejutkan.

Untuk golongan visa General Skilled Migration, dari 23,767 permintaan visa di tahun 2008/2009,  46,9 persen di antaranya menggunakan identitas palsu .

Angka pemalsuan mencapai 51,6 persen dalam kuartal ketiga tahun 2008/09.

Untuk visa pelajar India, dokumen Departemen Imigrasi menunjukkkan 37 persen pemalsuan dari 41,636 permohonan dalam periode yang sama.

Tingginya pemalsuan itu menimbulkan pertanyaan apakah sistem sekuriti dan pemrosesan Departemen Imigrasi sekarang ini dapat menangani semakin banyaknya dan semakin kompleksnya masalah pemalsuan identitas.

Nampaknya tidak banyak yang dapat dilakukan Departemen Imigrasi, sebagaimana salah satu dokumen menyebutkan "kemungkinan untuk memberantas pemalsuan jenis ini masih teramat sulit".

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement