Selasa 23 Jul 2013 17:02 WIB

Musim Panen Kayu Tiba, Koala Terancam Dibantai

Red:
Koala
Koala

CANBERRA -- Jumlah Koala yang dibunuh oleh pembalak di perkebunan kayu di seluruh  Australia Tenggara terus mengkhawatirkan.

Ribuan Koala saat ini mengungsi dan berlindung ke sejumlah perkebunan kayu besar di seluruh kawasan Australia Selatan, yang sebentar lagi akan memasuki masa panen.

Namun pakar Koala dan staf pengungsi satwa liar mengatakan banyak Koala dimusnahkan selama proses penebangan kayu berlangsung.

Program ABC menayangkan bukti pembantaian koala, yang sebelumnya dirahasiakan. "Pembantaian ini terjadi di negara kita,” Kata Dr. Stephen Phillips, anggota Kelompok Kerja pemerintah federal yang mengurus koala terlantar.

"Kita sangat heboh ketika melihat pembantaian terjadi pada sapi-sapi Australia di rumah jagal di Indonesia atau di tempat seperti itu, tapi pembantaian ini terjadi di halaman belakang kita sendiri dengan dampak yang jauh lebih besar. Koala adalah ikon nasional dan internasional, dan kita memperlakukannya dengan sangat tidak hormat dan menghinakannya."

Rekaman itu dibuat dan diungkap oleh pekerja dari perusahaan penebangan kayu yang prihatin dengan pemandangan Koala mati dan yang luka-luka yang mereka saksikan.

Mereka melakukannya secara anonim, karena takut kehilangan pekerjaan. "Pembantaian Koala itu dilakukan rutin sehari-hari, kadang setiap  beberapa jam, dan kadang-kadang hanya sehari sekali,” ujar salah seorang pekerja.

Tracy Wilson, relawan penyelamat satwa liar dari Koroit Victoria membenarkan pembantaian itu. Ia mengatakan dirinya banyak menangani koala yang mengalami luka-luka mengerikan. “Koala itu mengalami patah kaki, luka menganga, punggung patah, lengan terputus, ibu tewas dengan bayi koala yang masih hidup dan berusaha bertahan, "katanya.

“Saya bahkan pernah memegang bayi koala seberat 500 gram..yang mengalami patah lengan, kita bisa bayangkan ibunya dijatuhkan sehingga memicu kecelakaan seperti itu.” katanya.

Koala dalam krisis

Penyelamat satwa liar Jill Rowley dari pegunungan Gambier di Selatan Australia mengatakan terkadang perusahaan kayu memanggil mereka untuk meminta bantuan menangani binatang yang terluka. "Saya tahu di lokasi seperti itu ada sekitar 20 – 21 koala yang terbunuh, 14 diantaranya bahkan harus saya euthanasia sendiri,” katanya.

Jill Rowley mengatakan ia juga menerima sekitar 28 koala yang mati dan terluka dari perkebunan kayu lain di kawasan itu. Relawan satwa liar Shannon McKay dari Warrnambool juga melaporkan kondisi yang sama. Saat ini ia tengah merawat 3 koala.

"Sekitar 20 koala datang dari perkebunan tertentu dan ukurannya sangat kecil, jadi jika ada berhektar-hektar perkebunan di Victoria Barat dan seluruh Australia Selatan, menurut saya kita tengah mengalami krisis koala.” Tukasnya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement