REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) sedang mencari tanggal pertemuan antara perwakilan Israel dan Palestina di Washington dalam beberapa minggu ke depan untuk membuka kemungkinan kembali negosiasi perdamaian kedua belah pihak.
"Saat ini mencari waktu yang tepat untuk mempertemukan kedua belah pihak di Washington dalam beberapa minggu ke depan," kata Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney.
Sebelumnya pada Jumat (19/7) lalu, Menteri Luar Negeri John Kerry mengumumkan bahwa Israel dan Palestina telah setuju untuk kembali melakukan negosiasi perdamaian yang sempat terhenti tiga tahun yang lalu.
Negosiasi perdamaian antara kedua belah pihak terhenti pada 2010 setelah Israel membangun pemukiman baru di wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Carney sendiri mengatakan bahwa tantangan dalam mencapai kesepakatan perdamaian di Timur Tengah sangat besar. Pemerintah AS sebelum kepemimpinan Obama gagal dalam hal tersebut.
Mencari perdamaian di Timur Tengah telah menjadi "tantangan yang besar bagi Israel dan Palestina serta pemerintah di Washington. Namun fakta bahwa perdamaian sulit diraih tidak berarti bahwa hal tersebut harus ditinggalkan," kata Carney.
Pembicaraan di Washington akan diikuti oleh negosiator Palestina Saeb Erekat dan pajabat kabinet Israel, Tzipi Livni.
Dua tahun lalu, Obama sempat berusaha untuk memecah kebuntuan diplomatis antara Palestina-Israel dengan menyatakan bahwa batas wilayah yang ada sebelum perang tahun 1967 harus menjadi basis kesepakatan perdamaian. Namun usul tersebut langsung diprotes oleh Israel.
Mengomentari batas wilayah pra-1967 tersebut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Jen Psaki mengatakan, "Ada beberapa persialan yang akan kembali dibahas oleh semua pihak."
Dia mengatakan Kementerian Luar Negeri akan membentuk tim senior yang akan membantu proses pembicaraan Palestina-Israel. Namun sampai saat ini belum ada keputusan soal siapa utusan yang akan memimpin tim tersebut.
Saat ini beredar spekulasi bahwa posisi utusan senior akan diberikan kepada mantan Duta Besar AS untuk Israel, Martin Indyk.
Psaki sendiri menyebut Indyk sebagai seorang "professional yang sangat dihormat dengan pengalaman yang luas." Namun Psaki menolak mengomentari spekulasi tersebut.