Selasa 23 Jul 2013 18:24 WIB

Hari Ini di 1952 Raja Farouk dari Mesir Turun Takhta

Raja Farouk dari Mesir
Foto: guardian
Raja Farouk dari Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, Raja Farouk (11 Februari 1920-18 Maret 1965) merupakan Raja Mesir yang mewarisi tampuk pemerintahan dari ayahnya Raja Fuad I pada 1936. Setelah dilantik, raja yang berusia 16 tahun itu memberikan pidato di radio, menjadi raja Mesir pertama yang berbicara secara langsung kepada rakyatnya.

Raja Farouk yang masih remaja ini hanyut dengan kehidupan yang mewah. Walaupun mempunyai beribu are tanah, lusinan istana, dan dan ratusan mobil, beliau tidak pernah merasa puas dengan kekayaannya. Raja Farouk sering melancong ke Eropa untuk berbelanja.

Pada masa-masa sulit semasa Perang Dunia II, Raja Farouk sering dikritik karena cara hidupnya yang mewah. Keputusan Raja Farouk untuk tetap menyalakan semua lampu istananya di Alexandria saat seluruh lampu di kota dimatikan ketika terjadi pengeboman yang dilakukan tentara Italia, menyebabkan Raja Farouk dibenci.

Saat makin dewasa, Raja Farouk mulai mencuri barang-barang ketika membuat kunjungan-kunjungan resmi, termasuk pedang istiadat Shah Iran dan jam kantong berharga milik Winston Churchill. Raja Farouk juga merupakan pencopet yang handal dan turut mencuri dari rakyat biasa sehingga dia dijuluki "Pencuri dari Kairo". Ini merupakan salah satu penyebab kudeta militer yang membuatnya turun tahta pada hari ini di tahun 1952.

Akibat tuduhan penyalahgunaan kuasa dan kekalahan Mesir pada Perang Arab-Israel 1948, Raja Farouk digulingkan dalam kudeta militer pimpinan Gamal Abdul Nasser, yang memaksa Farouk untuk turun takta dan disingkirkan ke Monako, di mana Raja Farouk 1 tinggal untuk sisa hidupnya. Setelah Farouk disingkirkan, anaknya yang masih bayi dinyatakan sebagai Raja Fuad II. Bagaimanapun juga, pemerintah monarki sebenarnya telah dihapus secara de facto. Pada tahun 1953 pemerintahan monarki dihapus secara resmi dan Mesir menjadi sebuah republik. Pemerintahan baru segera melelang koleksi harta peninggalan Raja dan hasil curian yang banyak.

Raja Farouk terus hidup dengan gaya hidup yang mewah dan ketagihan mengumpulkan harta benda. Kesukaannya menyantap makanan lezat menyebabkan Raja Farouk menjadi gemuk hingga mencapai 140 kg. Pada 18 Maret 1965, Raja Farouk rebah di meja makan setelah sebuah makan malam yang besar dan meninggal

sumber : Wikipedia
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement