Rabu 24 Jul 2013 05:06 WIB

Oposisi Suriah Minta Bantuan Senjata kepada Prancis untuk Tumbangkan Assad

Pasukan pemberontak oposisi Suriah
Foto: Reuters
Pasukan pemberontak oposisi Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS  -- Ketua oposisi Suriah yang baru, Ahmad Jarba, pada Selasa tiba di Paris guna melakukan kunjungan dua hari yang ditujukan untuk meyakinkan Prancis agar meningkatkan bantuannya bagi para pemberontak dalam memerangi Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Jarba, yang didampingi oleh panglima Tentara Pembebasan Suriah (FSA) Selim Idriss serta para pemimpin oposisi lainnya, dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Francois Hollande pada hari Rabu.

Kunjungan Jarba itu merupakan yang pertama kali ia lakukan ke Prancis sejak dirinya terpilih sebagai ketua oposisi utama Suriah, Koalisi Nasional Suriah, pada 6 Juli lalu.

Dari Prancis, Jarba akan bertolak ke New York untuk melakukan serangkaian pertemuan dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Inggris mengatakan pihaknya telah melangsungkan pertemuan tidak resmi Dewan Keamanan PBB --yang beranggotakan 15 negara, termasuk Rusia dan China, dengan para pemimpin oposisi Suriah hari Jumat.

Para pejabat Prancis mengatakan pembicaraan juga direncanakan akan dilakukan bagi pihak oposisi dengan London dan Berlin.

Seorang sumber dari kalangan diplomat Prancis mengatakan Idriss diperkirakan akan menekankan keinginan para pemberontak agar Barat memberikan bantuan persenjataan, termasuk peluru-peluru kendali anti-tank dan anti-pesawat.

Para pendukung pemberontak di Barat telah memperlihatkan keraguan mereka untuk menyediakan persenjataan bagi oposisi Suriah di tengah kekhawatiran bahwa persenjataan bisa jatuh ke tangan kelompok-kelompok radikal.

"Yang menjadi prioritas bagi koalisi adalah bisa mendapatkan persenjataan bagi Tentara Pembebasan, tidak hanya karena pemerintahan Bashar al-Assad menerima persenjataan dalam jumlah sangat banyak dari Rusia dan Iran serta telah mengambil kembali prakarsa di garis depan..."

 opoisi adalah "mendapatkan persenjataan bagi pejuang Tentara Pembebasan Suriah sesegera mungkin".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement