Rabu 24 Jul 2013 12:17 WIB

Venezuela Tuding AS Campuri Urusan Dalam Negeri

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro
Foto: whatsnextvenezuela.com
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Menteri Luar Negeri Venezuela Elias Jaua, Selasa (23/7), menuduh Amerika Serikat mencampuri urusan dalam negerinya.

Penghortaman atas kedaulatan Venezuela adalah prasyarat bagi normalisasi hubungan dengan Amerika Serikat, kata Jaua kepada wartawan setelah pertemuan tingkat menteri Masyarakat Negara Karibia dan Amerika Latin.

"Di Amerika Serikat, mereka masih tidak memahami bahwa ... mereka perlu berhenti mencampuri urusan dalam negeri Venezuela dan menghormati keputusan kedaulatan Venezuela," kata Jaua.

Jaua mengatakan Washington memberi dukungan kuat kepada pemimpin oposisi sayap-kanan Venezuela, yang menolak mengakui kemenangan Nicolas Maduro dalam pemilihan presiden.

Jaua juga menggambarkan sebagai serangan reaksi Pemerintah AS terhadap keputusan Venezuela untuk menawarkan suaka politik kepada Edward Snowden --yang mengungkapkan program pengawasan-rahasia global Washington, demikian laporan Xinhua, Rabu.

Ketidak-sepakatan paling akhir itu antara kedua negara tersebut berkembang seputar pernyataan yang dikeluarkan diplomat AS Samantha Power, yang dirancang akan menjadi duta besar berikutnya Amerika untuk PBB.

Power pekan lalu mengatakan kalau ia dipilihan untuk jabatan di PBB, ia akan berjuang melawan "penindasan" di Kuba, Iran, Rusia dan Venezuela.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro secara resmi memprotes pernyataan Power dan meminta timpalannya dari AS, Barack Obama, untuk meralat pernyataan yang keras, tidak adil, agresif dan fitnah itu.

Hubungan antara kedua negara itu telah beku sejak Desember 2010, ketika presiden Venezuela saat itu Hugo Chavez menolak untuk menerima Larry Palmer sebagai duta besar AS untuk Venezuela.

Sebagai pembalasan, Washington mengusir duta besar Venezuela untuk Amerika Serikat. Sejak itu, kedua negara tersebut belum bertukar duta besar.

sumber : Antara/Xinhua-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement