REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sebanyak 15 orang telah tewas akibat kekerasan di Sinai, Mesir. Rabu (24/7), dua tentara Mesir ditembak mati orang tak dikenal.
Ikhwanul Muslimin kubu Presiden Muhammad Mursi, mengatakan, peningkatan kekerasan di Sinai itu Sangat mungkin direkayasa sendiri oleh militer.
"Kami tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa kekerasan di Sinai tercinta merupakan peristiwa rekayasa," kata juru bicara Ikhwanul Muslimin Ahmed Aref beberapa waktu lalu.
"Insiden-insiden kekerasan terhadap warga sipil, polisi dan militer di Sinai merupakan pekerjaan badan intelijen yang bertujuan membelokkan... protes damai revolusioner orang-orang kami di Sinai untuk menentang kudeta militer," tuduh pemimpin senior Ikhwanul Muslimin Essam El-Erian.
Kekacauan meluas di Sinai sejak penggulingan Presiden Husni Mubarak dalam revolusi rakyat 2011 lalu.