CANBERRA -- Sejumlah ilmuwan Australia terlibat dalam tim internasional mengantisipasi kemungkinan pandemik manusia berikutnya.
Tim periset CSIRO dari Australia bergabung dengan ilmuwan Universitas Duke, AS, dan Universitas Nasional Singapura (Duke-NUS) dalam kemitraan senilai 20 juta dolar. Seorang direktur CSIRO, Gary Fitt, mengatakan, 70 persen penyakit baru pada manusia berasal dari binatang dan sudah waktunya menerapkan pendekatan baru sebagai antisipasi. "Ini adalah suatu kolaborasi yang memperluas pekerjaan yang kami lakukan," katanya. "Dalam kemitraaan ini kami menyumbangkan skill dalam kesehatan binatang melalui Laboratorium Kesehatan Binatang Australia di Geelong."
Sementara tim ilmuwan Australia berfokus pada riset kesehatan binatang, staff di Duke-NUS akan menyumbangkan keahlian medis dan akses ke Asia. "Asia adalah tempat dimana banyak penyakit menular bermunculan," kata Dr Fitt. "Ancamannya sangat nyata - seperti misalnya flu burung yang muncul 10 tahun lalu sebagai suatu penyakit signifikan yang berdampak pada unggas dan manusia."
"Flu burung jenis baru yang muncul di Cina menunjukkan ancaman terhadap hidup manusia," jelasnya.
Para ilmuwan Australia dan Duke-NUS sudah memulai riset untuk menyusun tes pendeteksian dini untuk penyakit-penyakit seperti virus Hendra. Setelah siap, staff CSIRO akan mengujinya di laboratorium di Geelong, Australia.