Jumat 26 Jul 2013 11:16 WIB

Mantan PM Mesir Minta Protes Diakhiri

Rep: Nur Aini/ Red: Karta Raharja Ucu
Seorang pengunjuk rasa memegang poster Presiden Mursi saat berunjuk rasa menolak kudeta militer di pusat kota Kairo, Senin (15/7).     (AP/Khalil Hamra)
Seorang pengunjuk rasa memegang poster Presiden Mursi saat berunjuk rasa menolak kudeta militer di pusat kota Kairo, Senin (15/7). (AP/Khalil Hamra)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mantan perdana menteri dalam pemerintahan Presiden Muhammad Mursi menyerukan enam langkah untuk mengatasi krisis politik Mesir.

Hisham Qandil mengutuk permintaan militer untuk demonstrasi pro-militer yang mendukung perlawanan kekerasan dan terorisme. Qandil menyerukan pembebasan semua tahanan yang ditangkap menyusul protes anti-Mursi sejak 30 Juni.

Aset mereka yang dibekukan juga perlu diakhiri. Ia pun meminta pembentukan misi pencari fakta kematian sejumlah demonstran pro-Mursi di Garda Republik pada 8 Juli.

Dalam laporan Al-Jazeera, Qandil mengatakan harus ada delegasi yang mengunjungi Mursi untuk memeriksa kondisi dan kesehatannya. Mursi belum terlihat sejak kudeta bulan lalu.

"Saya percaya semua elemen ini, jika diterapkan dengan cepat, akan membersihkan atmosfer dan memungkinkan para pihak bergerak maju serta terlibat dalam negosiasi," ungkapnya.

Rencana Qandil tersebut datang setelah jenderal militer meminta demonstrasi massa untuk mendukung pemerintahan sementara. Massa pendukung tersebut diharapkan keluar ke jalan hari ini, Jumat (26/7).

Dalam pernyataan terpisah, Perdana Menteri sementara, Hazem el-Beblawi mengatakan ada eskakasi kekerasan setelah pendemo yang memiliki senjata meningkat. "Senjata, intimidasi, ketakutan, ini menjadi penyebab adanya permintaan untuk keluar besok dari sisi berbeda," ujarnya, Kamis (25/7) kemarin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement