REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, Kamis (25/7) mengutuk pembunuhan seorang pemimpin oposisi Tunisia sebagai tindakan kejam. Dia menyeru semua pihak di negara Afrika Utara tersebut agar tenang.
"Sekretaris Jenderal mengutuk pembunuhan hari ini atas Muhammad Brahmi --politik oposisi dan anggota Majelis Konstituen Nasional Tunisia," demikian isi satu pernyataan yang dikeluarkan di Markas PBB, New York.
''Sekretaris Jenderal tersebut menyatakan itu adalah pembunuhan kedua terhadap tokoh politik terkenal di Tunisia tahun ini,'' kata pernyataan tersebut sebagaimana dilaporkan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat.
"Ia menyeru semua pihak agar tenang dan menekankan aksi kekerasan politik membuat lemah lembaga negara yang sah dan menjepit proses demokratis."
"Aksi keji ini tak boleh dibiarkan menggelincirkan kemajuan yang terus dicapai Tunisia dalam peralihan demokratisnya, termasuk mengenai Undang-Undang Dasar, dan dalam memenuhi aspirasi sosial serta ekonomi rakyat Tunisia," tambah pernyataan.
Brahmi, anggota Majelis Konstituen Nasional, ditembak hingga tewas di luar rumahnya di pinggiran Ibu Kota Tunisia, Tunis, pada Kamis pagi. Dia ditembak dengan disaksikan oleh putrinya.