REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Bentrokan pecah dalam demo besar pendukung dan anti-kudeta di Mesir pada Jumat menewaskan satu orang dan ratusan orang lagi cedera.
Kementerian Kesehatan mengatakan satu orang tewas di kota Iskandariah (240 kilometer utara Kairo) dan ratusan orang lagi cedera.
Bentrokan juga terjadi di Shobra Khaima, Kairo, dan Asiut (375 kilometer selatan Kairo) pada Jumat petang.
Jumlah korban kemungkinan bertambah karena banyak korban menderita luka parah akibat lemparan bantu dan serpihan peluru dari tembakan gas air mata, katanya.
Dua kubu berseberangan itu melancarkan unjuk rasa pada hari yang sama, Jumat, di Kairo dan berbagai kota provinsi.
Kubu pro tentara menyuarakan pemberantasan teroris, sementara pendukung Ikhwanul Muslimin menuntut pengembalian keabsahan Presiden Mursi.
Pendukung Mursi melancarkan unjuk rasa di lebih 30 bundaran di Kairo termasuk Bundaran Al Nahdhah, Kairo barat, dan Bundaran Rabiah Adawiyah di Kairo timur yang didudukinya sejak Moursi digulingkan dalam
kudeta militer awal bulan ini.
Adapun pendukung tentara berkonsentrasi di Bundaran Tahrir, pusat kota Kairo, dan Istana Al Ettihadiyah, Kairo timur, tempat presiden transisi, Adly Mansour berkantor.
Syeikh Agung Al Azhar Prof Dr Ahmed Al Tayeb mengimbau semua pihak untuk menahan diri dan melakukan unjuk rasa secara damai.
Demo anti-teroris itu merupakan realisasi dari seruan Menteri Pertahanan/Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Abdel Fatah Al Sisi pada Rabu lalu.
Tujuan seruan demo oleh Jenderal Al Sisi untuk mendapatkan apa yang disebutnya "mandat" untuk memberantas teroris.
Para pengulas berita menilai bahwa teroris yang dimaksud Al Sisi adalah Ikhwanul Muslimin pendukung Moursi yang terus melancarkan protes.
Ikhwanul Muslimin menuntut pengembalian keabsahan Mursi yang dilengserkan militer pada awal bulan ini.
Jenderal Al Sisi pada Kamis mengultimatum 48 jam kepada Ikhwanul Muslimin untuk membubarkan diri dari pendudukan di Bundaran Rabiah Adawiyah, Kairo timur, dan Bundaran Al Nahdhah, Kairo barat.
Menanggapi ultimatum itu, Ikhwanul Muslimin berikrar akan terus menduduki Bundaran Rabiah hingga tuntutan mereka dipenuhi.
sumber : Antara