Ahad 28 Jul 2013 03:20 WIB

Inggris Mengutuk Kekerasan yang Dilakukan Militer Mesir

  Seorang pendukung Presiden Mursi yang terluka tergeletak di lantai sebuah rumah sakit lapangan di Nasr City, Kairo, Sabtu (27/7). (AP/Manu Brabo)
Seorang pendukung Presiden Mursi yang terluka tergeletak di lantai sebuah rumah sakit lapangan di Nasr City, Kairo, Sabtu (27/7). (AP/Manu Brabo)

REPUBLIKA.CO.ID,  LONDON  -- Menteri Luar Negeri Inggris William Hague pada Sabtu mengutuk penggunaan kekerasan terhadap pengunjukrasa dalam bentrokan mematikan di Kairo dan menuduh pasukan keamanan Mesir menggunakan peluru tajam.

Hague juga meminta pemerintah Mesir membebaskan atau menuntut semua pemimpin politik, yang ditahan sejak tentara mengkudeta Presiden Muhammad Mursi pada 3 Juli. Morsi masih ditahan.

"Saya sangat prihatin dengan peristiwa baru-baru ini di Mesir, dan mengutuk penggunaan kekerasan terhadap demonstran yang telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa," kata Hague dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri.

"Saya menyeru pemerintah Mesir untuk menghormati hak berunjuk rasa secara damai, untuk menghentikan penggunaan kekerasan terhadap demonstran, dan meminta pihak yang bertanggung jawab ditahan," kata Hague.

Kepala polisi Mesir pada Sabtu membantah bahwa pasukan keamanan telah menggunakan peluru tajam terhadap demonstran.

Hague menyerukan "semua pihak untuk menahan diri dari melakukan aksi kekerasan" dan mengatakan jika saat ini adalah "waktu untuk dialog, bukan konfrontasi."

"Saya juga menyerukan kepada pemerintah Mesir untuk melepaskan pemimpin politik yang ditahan setelah peristiwa 3 Juli atau menuntut mereka sesuai dengan hukum. Tuntutan tersebut harus bebas dari kecurigaan bahwa itu bermotif politik," kata Hague.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement