Ahad 28 Jul 2013 04:00 WIB

Militer Korut Unjuk Gigi Peringati 60 Tahun Perang Korea

Rep: Stevie Maradona/ Red: M Irwan Ariefyanto
Parade pasukan Korea Utara menyambut 60 tahun Perang Korea
Foto: http://totallycoolpix.com
Parade pasukan Korea Utara menyambut 60 tahun Perang Korea

REPUBLIKA.CO.ID,PYONGYANG--Korea Utara kembali jadi sorotan internasional. Kali ini karena parade militer besar-besaran memperingati 60 tahun pecahnya Perang Korea, Sabtu (27/7). Parade militer yang dihadiri seluruh petinggi Korut dan pejabat dari Cina berlangsung di pusat kota Pyongyang.

Pemimpin Korut Kim Jong-un tampak berdampingan dengan Wakil Presiden Cina Li Yuanchao di atas podium di Lapangan Kim Il Sung. Keduanya seperti menginspeksi setiap barisan militer yang lewat di depan mereka. Puluhan ribu prajurit berderap rapi dan tegap, kemudian disusul alat-alat perang Korut seperti peluru kendali jarak jauh. Di atas lapangan, helikopter dan pesawat jet hilir mudik.

Siaran televisi pemerintah Korut memperlihatkan Kim Jong-un sempat bercakap-cakap dengan Wapres Li. Selain Cina, parade militer raksasa ini juga dihadiri Abdullah al-Ahmar deputi sekjen Partai Baat Suriah, Guy Scott wapres Republik Zambia, Edward Kiwanuka Ssekand wapres Republik Uganda, para diplomat dan veteran asing dari Perang Korea. Namun tidak dijelaskan mereka membicarakan apa. Kim juga tidak memberikan pidato dalam parade militer terbesar Korut ini.

Kepala Operasi Politik Korut, Choe Ryong-hae, mengatakan negaranya tetap mengedepankan perdamaan sebagai prioritas tertinggi nasional. Soal persenjataan dan militer Korut yang memiliki pasukan sebesar 1,2 juta orang itu, Choe menegaskan hanya untuk menjaga dari invasi tetangganya.

"Realitasnya kan kalau kita mencari perdamaian maka kita harus bersiap untuk perang," kata Choe dalam pidatonya. "Bagi kita semua, tugas utama adalah meningkatkan ekonomi dan menyejahterakan masyarakat. Lingkungan yang damai adalah jauh lebih baik," kata dia lagi.

Choe berpidato dengan datar. Tidak seperti biasanya ketika pejabat Korut mengomentari isu tentang Korea Selatan atau Amerika Serikat. Dalam pidatonya itu, Choe juga tidak menyinggung masalah nuklir Korut. Anggota Presidium Polibiro Korut, Kim Yong Nam, dalam pidatonya kembali menyerang AS ketika Perang Korea berlangsung di awal 1950-an. "Imperialis AS memicu Perang Korea pada 25 Juni 1950. Mereka ingin menguasai Asia dengan memulainya dari Semenanjung Korea. Tapi rakyat dan militer Korut berhasil mengalahkan mereka dan 16 negara sekutu lainnya." kata Nam, seperti dikutip dari kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA).

Pengamat militer Korsel menyatakan parade militer Korut adalah upaya menunjukkan teknologi perang mereka ke seluruh dunia. Beberapa di antaranya memang belum pernah dilaporkan, seperti kemunculan peluru kendali untuk menangkal serangan misil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement