REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Mesir terguling, Muhammad Mursi, sedang diselidiki untuk berbagai tuduhan termasuk spionase, pembunuhan, pembobolan penjara dan konspirasi dengan kelompok pejuang Hamas Palestina.
Tuduhan itu memicu ketegangan bagi kubu lawan politik yang turun ke jalan. Sumber Saudi Gazette seperti dikutip Mi’raj News Agency, Sabtu (27/7), mengkonfirmasi potensi pertumpahan darah setelah dua orang tewas dalam konfrontasi di kota Alexandria dan 19 lagi terluka.
Mursi belum terlihat di depan umum sejak digulingkan lewat aksi kudeta militer pada awal Juli lalu. Tentara mengatakan dia ditahan untuk keselamatannya sendiri.
Tapi, kantor berita resmi mengatakan ia akan ditahan selama 15 hari selama hakim menyelidiki rangkaian tuduhan terhadapnya.
Penyelidikan berpusat pada tuduhan bahwa Mursi bersekongkol dengan Hamas untuk pelarian dirinya dari penjara selama pemberontakan 2011 terhadap Hosni Mubarak, menewaskan beberapa tahanan dan petugas, penculikan tentara dan pembakaran bangunan.
Mursi sebelumnya mengatakan bahwa penduduk setempat membantunya melarikan diri dari penjara selama gejolak 2011 dan Ikhwanul Muslimin mengecam serangkaian tuduhan yang dilontarkan terhadap dirinya.
"Pada akhirnya, kita tahu bahwa semua dakwaan ini adalah tidak lebih dari fantasi seorang jenderal militer dan kediktatoran militer," kata juru bicara Ikhwanul, Gehad El-Haddad. "Kami akan terus menggelar protes di jalan-jalan."