REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO DE COMPOSTELA -- Masinis kereta yang mengalami kecelakaan dan menewaskan 79 orang di Spanyol Francisco Garzon (52 tahun) dibebaskan dari tahanan polisi, Ahad (28/7) malam.
Namun, ia masih menghadapi tuntutan pidana yang dijatuhkan setelah ia bersaksi selama dua jam. Garzon ditahan sehari setelah kecelakaan terjadi pada Rabu atas dugaan pembunuhan akibat kelalaian.
Media mengutip pernyataan dari sumber polisi dan pengadilan, tapi belum ada keterangan tuntutan apa yang diajukan jaksa padanya. Ia dibebaskan dan diharuskan untuk melapor secara rutin dan menyerahkan paspornya.
Garzon melajukan kereta nahas tersebut dengan kecepatan dua kali di atas batas yang diizinkan, yaitu 80 kilometer perjam. Kereta keluar jalur dan menabrak dinding.
Kecelakaan tersebut merupakan yang terburuk di Spanyol dalam beberapa dekade. Sebanyak 70 penumpang luka-luka masih berada di rumah sakit. Dari jumlah itu, 22 di antaranya berada dalam kondisi kritis.
Sesaat setelah kecelakaan, Garzon menghubungi kedua pusat kontrol sistem kereta. Ia berlumuran darah akibat luka di kepala. Koran Spanyol melaporkan transkrip komunikasi tersebut menunjukkan Garzon mengakui ia melaju terlalu cepat.
Menteri Dalam Negeri Jorge Fernandez mengatakan ada bukti yang cukup untuk menuntut Garzon dengan pembunuhan akibat kelalaian. Baik pengacara maupun anggota keluarga Garzon belum bisa dihubungi untuk memberikan komentar.