REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekjen PBB, Ban Ki-moon, berbicara dengan menteri luar negeri Turki dan Qatar serta pemimpin Liga Arab setelah kerusuhan baru di Mesir menewaskan lebih dari 70 orang selama dua hari belakangan.
"Sekretaris jenderal melakukan sejumlah pembicaraan telepon hari ini, termasuk dengan menteri luar negeri Turki dan Qatar," kata juru bicara Ban kepada pers di Markas PBB, New York, Ahad (28/7) waktu setempat.
"Di dalam percakapan itu, ia menyampaikan kekhawatiran yang mendalam mengenai situasi di Mesir dan hilangnya nyawa selama dua hari belakangan."
"Korban jiwa dalam bentrokan malam hari di Mesir, yang meletus pada Jumat dan berlanjut sampai Sabtu pagi, naik jadi 75,'' kata Kementerian Kesehatan Mesir.
Pada Jumat, jutaan orang Mesir di Kairo dan gubernuran lain mengadakan pertemuan terbuka untuk mendukung pemimpin Angkatan Bersenjata dan Menteri Pertahanan, Abdul Fattah Al Sissi, guna memperlihatkan dukungan rakyat buat penindasan oleh pasukan keamanan atas kaum fanatik.
Sementara itu, kumpulan pendukung presiden terguling Muhammad Mursi juga menggelar pertemuan terbuka di negeri tersebut. Mereka menuntut dipulihkannya presiden tersebut dan mencap penggulingannya sebagai kudeta militer terhadap hukum.
''Selama percakapan telepon, Ban menggaris-bawahi perlunya bagi pemerintah sementara Mesir untuk segera meningkatkan upaya guna melancarkan proses politik sungguh-sungguh yang melibatkan semua pihak,'' kata juru bicara itu sebagaimana dilaporkan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi.
Pada Ahad pagi, Ban juga mengadakan percakapan telepon dengan Wakil Presiden Sementara Mesir, Muhammad El Baradei, untuk menyampaikan pengutukan keras atas lonjakan baru kerusuhan di Mesir. Ban mendesak semua pemimpin Mesir untuk menyerukan semua pendukung mereka agar menahan diri".