Senin 29 Jul 2013 13:28 WIB

MUI Minta Rezim Sementara Mesir Tak Diakui

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Mansyur Faqih
Demonstran Ikhwanul Muslimin menggelar aksi demonstrasi menentang penggulingan Presiden Muhammad Mursi di halaman Masjid Rabaa Al Adawiya, Kairo, Mesir.
Foto: EPA/Khaled Elfiqi
Demonstran Ikhwanul Muslimin menggelar aksi demonstrasi menentang penggulingan Presiden Muhammad Mursi di halaman Masjid Rabaa Al Adawiya, Kairo, Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk keras cara-cara kekerasan yang dilakukan militer Mesir dalam menghadapi pendemo dari masyarakat sipil. "Saya menyampaikan rasa prihatin dengan perkembangan yang terjadi di Mesir dan mengutuk dengan keras cara-cara yang ditempuh pihak militer," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas kepada wartawan, Senin (29/7).

Menurut Anwar, rezim militer Mesir sudah bertindak membabi buta dengan menembaki kelompok yang tidak sejalan dengan pandangan dan keinginan mereka. Padahal, rezim militer itu berkuasa secara tidak sah karena menjatuhkan kepemimpinan yang dipilih rakyat secara demokratis. "Saya harap pemerintah Indonesia tidak mengakui rezim yang inskonstitusional dan tak bermoral ini," kata ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tersebut.

Ia pun mengimbau kepada pemerintah Indonesia untuk tidak mengakui rezim baru yang berkuasa karena telah mencederai prinsip kehidupan berdemokrasi yang baik. PBB dan dunia internasional juga wajib mendesak pimpinan militer Mesir untuk menghentikan cara-cara yang tidak beradab dalam menangani pendemo.

Yang membuat miris, kata Anwar, tindakan kekerasan itu dilakukan pada saat Ramadhan. Padahal, pada bulan suci ini umat Islam diajarkan untuk peduli dan berimpati kepada sesama. Namun oleh rezim yang berkuasa, ajaran agama tersebut telah dinodai. 

Alhasil, terjadi pertumpahan darah yang mengakibatkan korban ratusan jiwa orang yang seiman dan sekeyakinan. "Hal ini jelas-jelas sebuah tindakan yang benar-benar tidak terpuji dan patut untuk dikutuk," ujarnya.

Anwar juga mengecam sikap Barat mau pun Amerika Serikat (AS) yang selalu mengajari dunia tentang demokrasi, tetapi telah melakukan kebohongan besar dan memperlihatkan sifat kemunafikannya. Kejadian kudeta yang benar-benar kasat mata malah tidak membuat mereka tergerak sama sekali untuk mengutuk tindakan aparat keamanan di sana.

"Rakyat Mesir harus bersatu dan langkah-langkah ke arah itu harus ditempuh dengan cara-cara yang beradab dan bukan dengan biadab," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement