Senin 29 Jul 2013 15:21 WIB

Ini Saran dan Nasihat SBY untuk Rakyat dan Pemerintah Mesir

  Seorang pendukung Presiden Mursi yang terluka tergeletak di lantai sebuah rumah sakit lapangan di Nasr City, Kairo, Sabtu (27/7). (AP/Manu Brabo)
Seorang pendukung Presiden Mursi yang terluka tergeletak di lantai sebuah rumah sakit lapangan di Nasr City, Kairo, Sabtu (27/7). (AP/Manu Brabo)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap agar kedua belah pihak yang berseberangan di Mesir dapat saling menahan diri untuk menghindari jatuhnya korban lebih banyak.

"Mudah-mudahan dalam keadaan seperti ini kedua belah pihak bisa menahan diri untuk tidak lebih banyak lagi korban. Rekonsiliasi, kompromi apa yang bisa dilakukan," kata Presiden Yudhoyono di Jakarta, Senin, terkait konflik di Mesir.

Kepala Negara merujuk pada kelompok pemerintah sementara yang didukung militer dengan para pendukung Presiden Muhammad Mursi yang telah digulingkan.

Ia juga berharap agar masyarakat internasional, khususnya Perserikatan Bangsa-Bangsa, juga ikut mencari solusi. "Negara-negara sekitar juga bagus untuk membikin teduh bukan memisah-misahkan," katanya.

Lebih lanjut, Presiden mengatakan telah menginstruksikan Duta Besar Indonesia di Mesir untuk memastikan keamanan dan keselamatan warga negara Indonesia di negara itu.

"Saya dilapori masyarakat Indonesia dalam keadaan terkontrol, mahasiswa kita juga baik," katanya.

Presiden secara khusus mengintruksikan warga negara Indonesia untuk tidak melibatkan diri dalam konflik apapun. "Jauhi tempat-tempat membahayakan, kemudian pelihara komunikasi," katanya.

Presiden menyebut situasi di Mesir saat ini sebagai berbahaya setelah berlanjutnya konflik horizontal yang melibatkan ratusan ribu massa yang saling berhadap-hadapan.

"Konflik horizontal itu sulit untuk dicegah dan korban sudah berjatuhan," ujarnya.

Sementara itu aksi unjuk rasa berdarah di Mesir setelah tergulingnya Presiden Mohamad Moursi telah menewaskan sedikitnya 70-an pengunjuk rasa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement