REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan kudeta yang dilakukan oleh militer di Mesir adalah ungkapan ketidaksenangan Barat terhadap kebangkitan Islam.
"Terpilihnya Muhammad Mursi sebagai Presiden Mesir tidak disukai karena akan berpengaruh pada kebangkitan Islam," ujar Din dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Din menjelaskan langkah-langkah penurunan Mursi yang digulingkan melalui kudeta militer, pembantaian sepihak, dan dukungan Amerika Serikat dan Israel terhadap kudeta itu adalah bentuk sentimen yang diberikan oleh Barat terhadap kalangan Islam.
"Hal itu semakin dikuatkan dengan dukungan Amerika Serikat dan Israel terhadap kudeta ilegal itu," tukas dia.
Sekjen Majelis Intelektual Ulama Indonesia Bachtiar Nasir mengatakan ada skenario Barat dalam penggulingan Moursi itu.
"Barat (Amerika Serikat dan sekutunya) tidak suka dengan kebangkitan Islam. Jadi ada skenario untuk menjatuhkan Moursi,"kata Bachtiar.
Hal itu, sambung dia, dibuktikan dengan setelah dilakukan kudeta oleh militer pintu masuk ke Rafah (Palestina) ditutup.
Militer Mesir melakukan kudeta beberapa waktu lalu. Tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh militer, ribuan pendukung Mursi melakukan aksi unjuk rasa.
Lebih dari 130 orang tewas dan 1.000 lainnya luka-luka dalam bentrokan saat pendukung mantan Presiden Mesir Muhammad Moursi menggelar aksi protes di Masjid Rabaa al-Adawiya seusai Shalat
Jumat, pekan lalu.
Panglima Jenderal Abdel Fattah al-Sisi mengimbau warga untuk menggelar aksi di seluruh kota guna menyatakan dukungan
kepada militer.
sumber : Antara