Selasa 30 Jul 2013 22:03 WIB

Timor Leste Bantah Usir Kapal Pencari Suaka

Red:
Para pencari suaka
Para pencari suaka

DILLI -- Menteri Luar Negeri Timor Leste Jose Luis Guterres mengatakan, pihaknya tidak pernah mengusir paksa sebuah kapal pencari suaka yang sedang dalam perjalanan ke Australia Juni lalu.

Sebanyak 95 orang yang umumnya warga Rohingya dari Myanmar tiba di pesisir selatan Timor Leste dari Indonesia. Mereka hampir berhasil mencapai Darwin, tapi kapal mereka mengalami kerusakan mesin dan terbawa arus ke utara. Menurut para pengungsi, mereka menyatakan meminta suaka dan bantuan dari Timor Leste, tapi ditolak. Kepada Radio Australia, Menlu Guterres menjelaskan, pernyataan itu tidak benar.

"Saya sedang berada di Australia ketika insiden terjadi. Saya diberitahu oleh Menteri Keamanan bahwa pemerintah kami justru membantu mereka memperbaiki kapal. Kami juga tidak menerima permintaan suaka dari siapapun," katanya.

"Dan begitu mesin kapalnya selesai diperbaiki, kami semua setuju mereka kembali ke tempat asal," kata Guterres.

Tempat asal dalam hal ini merujuk ke Indonesia, sehingga mereka pun dikirim ke Pulau Wetar pada 11 Juli, dan ke Pulau Liran pada 14 Juli. Kemungkinan para pencari suaka itu telah dipulangkan ke Pulau Sulawesi.

Dalam wawancara dengan Radio Australia 22 Juli, dan dalam pernyataan tertulis, jurubicara kelompok pencari suaka itu mengatakan telah meminta suaka bagi kaum Rohingya tiga kali. Selain itu, mereka beberapa kali diancam polisi Timor Leste.  Palang Merah dan Organisasi Migrasi Internasional di Dili kepada ABC membenarkan laporan bahwa kelompok itu diisolasi di Timor Leste. Selain itu, organisasi-organisasi bantuan tidak diberi akses kepada mereka.

"Kami bersimpati, kami mempunyai solidaritas terhadap mereka yang tertindas di negaranya karena alasan agama atau politik," kata Guterres. "Tapi kami tidak menerima permintaan suaka politik."

Menlu Guterres mengatakan, Timor Leste menghormati komitmennya berdasarkan hukum internasional.

Sisto de Santos dari  Human Rights Law and Justice Timor Leste menegaskan, pihaknya tidak diijinkan mengunjungi para pengungsi tersebut.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement