Selasa 30 Jul 2013 16:12 WIB

Pembicaraan Damai Palestina-Israel di AS Diawali dengan Buka Puasa

Rep: Nur Aini/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Menlu AS, John Kerry, (kiri) menjadi tuan rumah jamuan buka puasa dengan delegasi Palestina dan Israel di Kantor Departemen Luar Negeri AS sebelum mengawali perundingan damai
Foto: AP PHOTO
Menlu AS, John Kerry, (kiri) menjadi tuan rumah jamuan buka puasa dengan delegasi Palestina dan Israel di Kantor Departemen Luar Negeri AS sebelum mengawali perundingan damai

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Delegasi dari Israel dan Palestina tiba di kantor Departemen Luar negeri AS pada Senin malam (29/7) waktu setempat. Perundingan damai dimulai setelah menteri luar negeri AS, John Kerry mendorong pembicaraan kembali yang telah terhenti tiga tahun.

Tim negosiasi mulai berbicara dalam acara buka puasa dengan tuan rumah John Kerry. Dia akan berbicara ke media tentang negosiasi tersebut pada Selasa petang (30/7).

Buka puasa tersebut merupakan pembicaraan informal untuk membangun atmosfer pertemanan. Meski demikian, pejabat senior Israel mengatakan acara makan malam tersebut mulai mendiskusikan agenda negosiasi.

Dalam laporan surat kabar Haaretz, Kerry mengapresiasi Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Kehakiman Israel Tzipi Livni, dan negosiator Palestina Saeb Erekat untuk usahanya memulai perundingan.

Abbas mengatakan tidak akan ada pemukim Israel atau pasukan perbatasan di Palestina ke depan. Dia juga menganggap semua pemukiman Yahudi yang dibangun melampui garis hijau ilegal.

"Dalam solusi final, kita tidak akan melihat keberadaan seorang Israel-sipil atau tentara, di tanah kami," ujar Abbas.

Sementara itu, Livni mengatakan ada harapan dalam perundingan tersebut. "Ada banyak kesinisan dan skeptisme, dan presimesme tapi ada juga harapan," ujarnya. 

Delegasi akan bertemu Kerry pada Selasa waktu setempat untuk melanjutkan diskusi. Pada akhir diskusi, pernyataan bersama diharapkan bisa dibacakan oleh Kementrian Luar Negeri AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement