Rabu 31 Jul 2013 12:40 WIB

Provokasi Hantui Target Kesepakatan Damai Palestina-Israel

Tzipi Livni (dua kiri)
Foto: EPA/Andrew Gombert
Tzipi Livni (dua kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tim negosiasi dari Israel dan Palestina, Selasa (30/7), menetapkan target ambisius guna mencapai sebuah kesepakatan damai dalam sembilan bulan ke depan. Meskipun, kesepakatan itu masih dihantui sejumlah hambatan dan provokasi.

Pejabat dari kedua pihak yang berdiri berdampingan dengan Menteri Luar Negeri AS, John kerry, mengatakan bahwa sekarang adalah saat yang tepat untuk mengakhri konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade itu.

"Saya dapat menjamin bahwa dalam proses negosiasi ini kami tidak akan berdebat tentang masa lalu, tetapi akan menciptakan solusi dan keputusan untuk masa depan," kata pemimpin negosiasi Israel, Tzipi Livni, kepada pemimpin negosiasi Palestina Saeb Erakat.

"Saya yakin bahwa sejarah tidak tercipta oleh mereka yang sinis, tetapi dilakukan oleh kaum realis yang tidak takut untuk bermimpi,'' katanya. ''Mari kita menjadi kelompok tersebut."

Sementara Erakat mengatakan rakyat Palestina tentunya akan lebih diuntungkan atas upaya yang tengah berlangsung itu. "Sudah saatnya rakyat Palestina memiliki negara sendiri yang berdaulat," kata Erakat.

Namun, hambatan dan provokasi masih menghantui kesepakatan tersebut. "Akan ada provokasi. Semua orang tahu bahwa ada kelompok di dua pihak yang akan menyulitkan proses tersebut," kata seorang pejabat senior Gedung Putih kepada wartawan.

"Kami berharap bahwa kedua pihak dapat memahami dan menyadari apa yang sedang terjadi sehingga mereka dapat melaksanakan tugas tanpa terprovokasi," katanya.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement