REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Komunitas Uni Eropa mencoba ambil kursi di ruang mediasi politik banyak faksi di Mesir. Setelah Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton berhasil menemui Presiden Mesir - terguling - Muhammad Mursi, kali ini Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle mengikuti langkah serupa.
Egypt Independent, Kamis (1/8) mengabarkan Otoritas Sementara di Ibu Kota Kairo telah menerima kawat diplomatik atas rencana kunjungan tersebut. Belum ada kabar kepastian kunjungan di tempat yang dirahasiakan itu kapan akan dilakukan. Namun dikatakan, Presiden interim Mesir, Adli Mansour menyetujui permintaan tersebut.
Dalam pernyataan, yang dilansir Egypt Independent, Rabu (31/7), Mansour mengatakan Otoritas Sementara akan menyetujui setiap permintaan kunjungan dari negera-negara sahabat. Pernyataan itu menyusul permintaan dari Uni Eropa dan Uni Afrika.
Sejak ditahan ditempat yang tak diketahui, pada Rabu (3/7) lalu, Mursi telah bertemu dengan dua rombongan delegasi internasional. Namun, Otoritas Sementara belum mengeluarkan izin untuk Koalisi Organisasi HAM Non-Pemerintah di Mesir, Arab, Eropa dan Afrika untuk bertemu dengan presiden sokongan Ikhwanul Muslimin tersebut.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) juga mengutus Senator John McCain dan Lindsay Graham untuk terbang ke Mesir, pekan ini. Tapi belum tersiar adanya agenda khusus perjumpaan dengan Mursi.