REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bocoran baru dari mantan pegawai kontrak keamanan, Edward Snowden, bahwa badan-badan intelijen Amerika Serikat (AS) memiliki akses kepada alat pelacakan dunia maya yang luas, kembali muncul.
Bocoran baru itu terungkap di saat para anggota parlemen menempatkan program pengintaian rahasia di bawah pengawasan lebih ketat.
The Guardian, Rabu (31/7) waktu setempat, yang mengutip dokumen-dokumen dari Snowden, menerbitkan bahan-bahan pelatihan Badan Keamanan Nasional AS (NSA) untuk program XKeyscore, yang digambarkan koran itu sebagai sistem paling luas yang bisa menjangkau "hampir semua hal yang dilakukan pengguna Internet."
Para analis intelijen bisa menjalankan pengintaian melalui XKeyscore dengan mengisi formulir di layar kaca sebagai "pembenaran yang luas" bagi pencarian dan tidak ada pemeriksaan yang dilakukan oleh pengadilan ataupun staf NSA, begitu tulis Guardian.
Pembocoran informasi oleh Snowden kepada media bahwa badan-badan intelijen AS mengumpulkan data pembicaraan telepon dan sarana-sarana komunikasi lainnya. Para pejabat intelijen mengatakan program-program tersebut membantu upaya menggagalkan serangan teroris.
"Anggapan bahwa pengumpulan data oleh NSA sebagai sebuah tindakan sewenang-wenang dan tanpa hambatan adalah hal yang tidak benar," ujar badan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan itu dikeluarkan sebagai tanggapan terhadap laporan terbaru Guardian, yang menyebut program XKeyscore sebagai bagian dari "sistem pengumpulan data intelijen sinyal asing yang sah oleh NSA".
Para anggota parlemen telah mendesak dilakukannya pengawasan yang lebih ketat terhadap sistem pengintaian luas, yang dikembangkan secara cepat setelah peristiwa serangan 11 September tahun 2001 ke AS.
Para pejabat intelijen dicecar dalam sidang Komite Peradilan Senat AS pada hari Rabu terkait pengumpulan data, kurangnya keterbukaan serta lemahnya pengamanan hingga membuat Snowden bisa membawa pergi begitu banyak data.
Pembocoran terbaru informasi rahasia ini muncul di saat Direktur Intelijen Nasional mengeluarkan tiga dokumen yang dicabut status kerahasiaannya dalam "kepentingan keterbukaan yang meningkat," yang menjelaskan kumpulan data komunikasi melalui telepon dalam jumlah yang sangat besar.