REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Rencana perundingan perdamaian Israel-Otoritas Palestina yang kini dimediasi AS diyakini akan gagal. Para delegasi menetapkan target kesepakatan perundingan akan selesai dalam waktu sembilan bulan.
“Pembicaraan perundingan ditakdirkan gagal, tidak akan sukses,” kata analis politik Palestina, Abdel Majid Sweilam, seperti dikutip media Ahram.
Sweilam juga menegaskan mayoritas warga Palestina tidak terlalu tertarik dengan kesepakatan perundingan yang berulang kali gagal itu.
Dia menilai perundingan damai tersebut dimanfaatkan oleh AS. Karena, Amerika melihat permasalahan Palestina sebagai pusat permasalahan di negara Timur Tengah.
"Pembicaraan ini membuat Amerika Serikat bahagia karena AS masih melihat masalah Palestina sebagai kunci untuk memecahkan masalah di Timur Tengah," katanya.
Sweilam mengatakan AS tahu strateginya di kawasan itu (Palestina) telah gagal dengan perubahan terbaru (di negara-negara Arab). AS ingin memaksa Israel dan Palestina ke meja perundingan.
''Bukan karena perundingan akan berhasil, tetapi karena kepentingan mereka yang ingin perundingan itu terjadi," tegas Sweilam.
Namun, Sweilam tidak menyebutkan apakah perundingan diciptakan untuk mengalihkan isu rekonsiliasi Hamas-Fatah yang dimediasi Mesir.