Kamis 01 Aug 2013 18:21 WIB

Kepala Mata-Mata AS Akui Intai Warga

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Citra Listya Rini
ilustrasi Mata mata
ilustrasi Mata mata

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan Keamanan Nasional (NSA) untuk kali pertama mengakui bahwa mereka melakukan pengintaian kepada warga Amerika Serikat (AS). NSA berujar memiliki kemampuan untuk membaca catatan jutaan telepon warga hanya untuk mencari satu tersangka teroris.

Wakil Direktur NSA, John Inglis, di hadapan Komite Peradilan Senat seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (1/8), mengakui agen mereka bisa melacak aktivitas telepon jutaan warga untuk mencari satu tersangka terorisme. Namun, agen-agen NSA memiliki kehati-hatian dalam usaha pencarian mereka.

Padahal, sebelumnya pemerintahan Barack Obama menyatakan upaya pencarian jarang dicari. Pemerintah juga menekankan bahwa target mereka hanya teroris asing. 

Usaha pencarian, dalam penjelasan di depan komite senat, bahwa ada analisis dalam mata rantai informasi yang ada dalam setiap komunikasi. Ketika NSA mengindentifikasi seorang tersangka, maka tak hanya laporan telepon, namun juga catatan telepon orang yang dihubungi oleh tersangka itu. 

Begitu juga catatan percakapan warga yang menghubungi orang yang pernah ditelepon oleh tersangka. Sehingga jika orang biasa menghubungi 40 orang, maka analisis itu memungkinkan pemerintah mencatat telepon lebih dari 2,5 juta orang untuk mencari satu orang tersangka. 

Senator Demokrat, Dick Durbin mengatakan jadi apa yang dijelaskan dalam program ini adalah mencari orang-orang yang berusaha menyakiti AS. Namun, apa yang ada dalam program ini juga terdiri dari data-data warga AS.

Penasihat Direktorat Intelijen Nasional Robert Litt mengatakan kalau mereka terbuka dalam upaya mengevaluasi kembali program itu. Sehingga bisa mendapat keyakinan lebih besar dan kepercayaan masyarakat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement