Jumat 02 Aug 2013 12:56 WIB

Arsitek Cina Hancurkan Kota Tua Beijing untuk Buat Mal?

Rep: Nur Aini/ Red: Citra Listya Rini
Wisatawan di Forbidden City, Beijing
Foto: Republika
Wisatawan di Forbidden City, Beijing

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kelompok Warisan Budaya Cina menuduh arsitek, Zaha Hadid menghancurkan kota tua Beijing untuk membuat mal. Galaxy Soho, bangunan seluas 330 ribu meter persegi, pusat hiburan dan perkantoran berada di jantung kota Beijing. 

Arsitektur bangunan tersebut mendapat penghargaan tertinggi dari Royal Institute of British Architects (RIBA). Namun, Pusat Perlindungan Warisan Budaya Beijing mengatakan pihaknya terkejut RIBA memilih mal tersebut untuk diberi penghargaan. 

"Proyek Galaxy Soho telah melanggar sejumlah hukum pelestarian warisan dan peraturan," kata organisasi tersebut dikutip Independents, Jumat (2/8).

Menurut mereka, mal tersebut menyebabkan kerusakan besar kota lama Beijing, rencana perkotaan asli, dan kompleks rumah. Skema tersebut dinilai menghancurkan kota tua khas Beijing. RIBA dinilai telah mendorong pengembang penghancurkan situs warisan budaya. 

"Banyak dari kami di Beijing sangat kecewa dan tersinggung," ujar mereka. 

Juru Bicara Zaha Hadid Architects mengatakan pihaknya bekerja dengan Local Design Institute selama proses desain. Kerja sama memastikan proyek memenuhi semua peraturan pemerintah dan persyaratan perencanaan. 

Arsitektur yang disebut Skema Hadid menampilkan bentuk melengkung, dirancang untuk mencerminkan warisan arsitektur Beijing. Empat menara oval memiliki bentuk melengkung dan tanpa sudut merupakan konsep yang berasal dari halaman tradisional Cina. 

Hadid, 62 tahun, menjadi bintang arsitektur di Cina. Karyanya menjadi pelajaran di kursus desain. Ketika dia ceramah di Beijing, 15 ribu arsitek, seniman, dan penggemar hadir. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement