Sabtu 03 Aug 2013 05:04 WIB

Pemicu Kemarahan Malaysia pada Singapura

Bendera Malaysia (ilustrasi)
Foto: www.javed-sultan.blogspot.com
Bendera Malaysia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR---Malaysia mengecam tindakan sebuah harian di Singapura yang dianggap menghina negara dalam artikelnya berjudul "Selamat datang ke Malaysia dimana untuk mati adalah murah dan untuk hidup adalah mahal".

Wakil Menteri Dalam Negeri Malaysia Datuk Dr Wan Junaidi Tuanku Jafaar mengatakan artikel itu tidak berisi fakta namun hanya bersifat pandangan semata. Harian tersebut seharusnya menghubungi Kementerian untuk mengetahui fakta dibalik beberapa insiden penembakan yang marak terjadi akhir-akhir ini, katanya seperti dikutip koran Berita Harian di Kuala Lumpur. "Kasus penembakan itu kebanyakan bersifat pribadi di kalangan gangster dan bukanlah tembakan membabi buta terhadap orang awam," katanya.

Sebelumnya, harian The New Paper di Singapura melaporkan biaya mengupah pembunuh bayaran di Malaysia sekitar RM 5.000 (Rp 15 juta). Upah yang murah itu menyebabkan siapa saja bisa mengupah pembunuh bayaran. Harian itu juga meletakkan poster artikel tersebut di rak menjual surat kabar di sebuah pusat perbelanjaan di Singapura.

Artikel tersebut juga mengulas beberapa kasus pembunuhan di Malaysia, termasuk penembakan pendiri Arab-Malaysia Bank, Hussain Ahmad Najadi pada Senin (29/7). Wan Junaidi mengatakan, artikel itu bisa membawa dampak negatif terhadap hubungan baik Malaysia dan Singapura.

"Walaupun itu bukan pandangan pemerintah Singapura, seperti kita ketahui media di sana bukan bebas sepenuhnya. Artikel seperti itu memburukkan Malaysia di mata dunia serta memberi kesan negatif terhadap sektor pariwisata dan investasi," katanya.

Sementara itu, Polisi Diraja Malaysia (PDRM) menduga harian The New Paper mempunyai agenda lain dan mengambil kesempatan atas apa yang tengah terjadi di Malaysia. Kepala Kepolisian Malaysia Tan Sri Khalid Abu Bakar mengatakan laporan harian tersebut seperti mengail di air keruh. Namun ia yakin, warga Singapura lebih tahu apa yang sebenarnya terjadi di Malaysia yang ditunjukkan dengan kedatangan mereka ke Malaysia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement