Sabtu 03 Aug 2013 22:42 WIB

UNICEF Kritik Pemangkasan Bantuan dari Australia

Red:
Bantuan Asing
Bantuan Asing

NEW YORK -- UNICEF mengritik keputusan Pemerintah Federal Australia untuk memangkas anggaran bantuan luar negeri demi membiayai solusi pencari suaka di Papua Nugini.

Pada hari Jum'at, pemerintah merilis update APBN menjelang pemilu yang mengungkapkan pemangkasan $879 juta selama empat tahun dari anggaran bantuan.

Sekitar separuhnya akan disalurkan ke Papua Nugini, yang berarti melipat-duakan program bantuan disana, sebagai imbalan atas dukungan terhadap kebijakan pencari suaka Partai Buruh untuk memukimkan pengungsi yang tiba dengan kapal di Papau Nugini.

Padahal ketika naik ke tampuk kekuasaan, pemerintah Partai Buruh menyatakan komitmen untuk meningkatkan anggaran bantuan luar negeri.

Menteri Luar Negeri Bob Carr bersikeras, tidak ada program bantuan yang dipotong.

Akan tetapi, AusAID menghadapi pemangkasan $236 juta dan kini terpaksa merombak prioritas dan anggarannya ke depan.

Kepala UNICEF Australia, Dr Norman Gillespie, mengatakan, pemerintah sudah tiga kali menurunkan ambisinya untuk meningkatkan bantuan sejak 2007, sebesar $5.8 milyar.

Itu, katanya, berarti Partai Buruh sudah menurunkan bantuan luar negeri sebesar 14 persen sejak mulai berkuasa.

Dr Gillespie mengatakan, program-program AusAID harus dikurangi meskipun kawasan terdekat Australia membutuhkan bantuan.

"Begitu banyak kemajuan telah tercapai, terdapat 14,000 anak balita lagi yang diselamatkan hari ini dibandingkan 20 tahun lalu, kenapa harus dihentikan sekarang?" katanya.

"Australia, salah-satu negara terkaya di dunia tapi berada di urutan ke-16 diantara negara-negara OECD - kita tidak cukup memberi, ini adalah satu tanda lagi bahwa kita tidak menganggap ini dengan serius," katanya.

$33 billion budget black hole

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement