Sabtu 03 Aug 2013 19:27 WIB

Al Qaeda Minta Mesir Tinggalkan Demokrasi

Rep: Lida Puspaningtyas / Red: Mansyur Faqih
 Sejumlah perempuan Mesir bergabung dengan aksi unjuk rasa menolak kudeta dan mendukung Presiden Mursi di luar Masjid Rabiah Al Adawiyah, Nasr City, Kairo, Rabu (31/7).   (AP / Khalil Hamra)
Sejumlah perempuan Mesir bergabung dengan aksi unjuk rasa menolak kudeta dan mendukung Presiden Mursi di luar Masjid Rabiah Al Adawiyah, Nasr City, Kairo, Rabu (31/7). (AP / Khalil Hamra)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pemimpin Al Qaeda, Ayman al-Zawahri mendesak Ikhwanul Muslimin Mesir dan pendukungnya untuk meninggalkan demokrasi. Ia mendorong negeri piramida itu mulai mengimplementasi penuh hukum Islam.

Dalam rekaman 15 menit yang diposting di situs web Islam, Sabtu (3/8), Zawahri mengkritik para aktivis Muslim yang telah membentuk partai politik di Mesir. Ia juga menyatakan mendukung militer Mesir dalam mengusir mantan presiden Mesir, Muhammad Mursi.

"Saya memberikan nasihat ini kepada siapa pun yang mendukung Mursi. Pertama-tama kita harus mengakui bahwa legitimasi tidak terletak pada pemilu dan demokrasi, tetapi terletak pada Syariah," kata Zawahri seperti dikutip Reuters.

Rekaman tersebut diposting dua hari setelah Menteri Luar Negeri AS, John Kerry memberi segel persetujuan pada pemimpin baru Mesir. "Tentara salib, kaum sekularis, tentara pro-AS, mantan pendukung Mubarak dan oknum kelompok Islam telah bekerja sama dengan tumpukan uang dan AS dengan berencana untuk menggulingkan pemerintah Muhammad Mursi," kata Zawahri.

Lebih dari 300 orang tewas dalam protes massa di Mesir sejak pasukan militer menggulingkan Mursi dan Ikhwanul Muslimin pendukungnya dari kekuasaan pada 3 Juli silam. Pendukung Mursi telah menggelar dua aksi utama menduduki Kairo sejak kejatuhannya. Merea menanggapi Mursi yang meminta untuk membawanya kembali ke kekuasaan.

"Apa yang terjadi sekarang adalah bukti terbesar bahwa mengambil demokrasi sebagai jalan menuju kekuasaan Islam telah berujung kegagalan," kata Zawahri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement