REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI -- Wakil Perdana Menteri Libya, Awad al-Barasi, mengundurkan diri pada Sabtu, mengatakan ia tidak diberi kekuasaan yang cukup untuk melaksanakan tugasnya.
"Saya tidak bisa bekerja dalam pemerintahan disfungsional di mana kekuasaanku hilang," kata al-Barasi dalam konferensi pers di Benghazi.
Barasi mengkritik kabinet Perdana Menteri Ali Zeidan, dan mengatakan hal itu tidak berurusan dengan masalah secara nyata.
Zeidan mengatakan pekan lalu ia akan merombak kabinet dan mereorganisasi pemerintah untuk mengatasi situasi mendesak negara menyusul pembunuhan di kota timur Benghazi yang memicu demonstrasi dengan kekerasan.
Kerusuhan dipicu oleh pembunuhan seorang tokoh aktivis politik dan kritikus dari Ikhwanul Muslimin, Abdelsalam al-Mosmary, yang ditembak mati setelah meninggalkan sebuah masjid di Benghazi. Barasi adalah anggota dari Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkaitan dengan Ikhwanul Muslimin.