REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pemenang nobel perdamaian asal Yaman, Tawakul Karman ditolak pemerintah Mesir untuk memasuki negara. Dia telah berada di bandara Kairo, namun kedatangannya ditolak karena alasan keamanan.
Karman yang merupakan wanita pertama Arab penerima hadiah nobel perdamaian dilaporkan ditahan setelah kedatangan. Dia diperintahkan terbang dengan pesawat yang sama pergi dari Kairo.
Karman menyuarakan dukungannya kepada Ikhwanul Muslimin. Dia juga menyebut penggulingan Mursi sebagai tidak demokratis. Aktivis hak asasi manusia tersebut dihadiahi nobel perdamaian pada 2011.
Dalam akun Twitter milik Karman, Ahad (4/8), ia mengabarkan ditahan di bandara Kairo dan dilarang mengunjungi salah satu kamp demonstrasi pendukung Mursi, Rabaa al-Adawiya.
Dalam laporan BBC disebutkan otoritas keamanan Mesir tidak memberi alasan penolakan terhadap Karman. Kantor berita Mena menyebut solidaritasnya terhadap pendukung Mursi menjadi penyebab pengusiran.
Mesir telah jatuh ke krisis politik bulan lalu setelah militer menggulingkan Muhammad Mursi dari kursi presiden. Karman merupakan anggota dari partai oposisi utama di Yaman, Islah. Dia menjadi sosok simbol kebangkitan gerakan anti-pemerintah Yaman.