Ahad 04 Aug 2013 23:26 WIB

ElBaradei Sebut Mursi Gagal

A leading democracy advocate Mohammed ElBaradei has been named vice president of Egypt. (file photo)
Foto: AP/Thomas Hartwell
A leading democracy advocate Mohammed ElBaradei has been named vice president of Egypt. (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wakil Presiden sementara Mesir Mohamed ElBaradei menyerukan penghentian kekerasan diikuti dengan pembicaraan dengan Ikhwanul Muslimin dan para pendukung lainnya presiden terguling Muhamad Mursi.

Komentarnya itu diungkapkan dalam satu wawancara dengan Washington Post, diterbitkan Jumat pada saat para pendukung Mursi melakukan unjuk rasa terbaru di Mesir yang menyimpang dari perintah pemerintah bahwa kamp protes mereka dibubarkan

"Apa yang perlu kita lakukan sekarang nomor satu, tentu saja, adalah untuk memastikan bahwa kita menghentikan kekerasan," kata ElBaradei, seorang pemenang Nobel Perdamaian sekuler dan mantan perunding nuklir PBB.

"Setelah kami melakukan itu, kami segera harus melangkah ke dialog untuk memastikan Ikhwanul Muslimin memahami bahwa Mursi gagal. Tetapi itu tidak berarti bahwa Ikhwanul harus dikeluarkan dengan cara apapun.

"Mereka harus terus menjadi bagian dari proses politik, mereka harus terus berpartisipasi dalam menyusun ulang konstitusi, dalam menjalankan pemilihan parlemen dan pemilihan presiden."

Lebih dari 250 orang telah tewas dalam beberapa pekan terakhir karena bentrokan yang meletus sekitar protes massa oleh Ikhwanul Muslimin yang menyeru agar Moursi pemulihan kekuasaannya.

Gerakan Islam, yang mendominasi pemilihan umum yang diadakan pada 2011 setelah menggulingan Hosni Mubarak pada 2011, telah menolak untuk berunding dengan pemerintah sementara yang didukung militer.

Militer mendukung Moursi - pemimpin Mesir pertama yang terpilih secara demokratis - dari kekuasaan di tengah protes besar-besaran menentang kekuasaannya yang berlangsung lama.
Puluhan anggota Ikhwanul Muslimin telah dipenjarakan sejak pemecatan Moursi, tetapi ElBaradei mengulurkan tawaran kekebalan bagi mereka yang tidak terlibat dalam kejahatan berat.
"Mereka perlu bekerja sama. Tetapi mereka tentu saja perlu untuk merasa aman, mereka perlu imunitas, mereka perlu merasa bahwa mereka tidak diabaikan. Ini hal-hal yang kita akan bersedia berikan," katanya.

Tetapi dia juga menunjukkan suara yang lebih keras dalam pasukan keamanan dan pemerintah sementara bisa menang, meningkatkan kemungkinan kekerasan.

"Orang-orang sangat marah kepada saya karena saya mengatakan, 'Mari kita manfaatan waktu, mari kita berbicara dengan mereka." Suasana kita sekarang adalah, 'Mari kita menghancurkan mereka, jangan berbicara dengan mereka," katanya.

"Kita perlu mendapatkan pandangan jauh ke depan didasarkan pada pemulihan ketertiban dan berdasarkan rekonsiliasi dan konsensus nasional. Saya harap Ikhwanul memahami bahwa waktu tidak di pihak mereka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement