REPUBLIKA.CO.ID,jakarta--Presiden baru Iran Hassan Rowhani mengatakan, Minggu, dialog merupakan satu-satunya cara bagi masyarakat internasional untuk berinteraksi dengan Teheran mengenai program nuklir kontroversialnya, bukan sanksi-sanksi.
"Satu-satunya jalan untuk berinteraksi dengan Iran adalah melalui negosiasi dengan alasan yang setara, pembangunan kepercayaan timbal-balik dan mengurangi permusuhan," kata Rowani dalam pidato setelah ia disumpah jabatan di depan parlemen.
"Jika Anda ingin jawaban yang tepat, jangan berbicara dengan Iran dengan bahasa sanksi tetapi dengan bahasa hormat," katanya, dengan menambahkan bahwa Iran "tidak akan menyerah pada sanksi-sanksi, juga tidak bisa diancam dengan perang".
Ia menunjuk pada tahun-tahun negosiasi tanpa hasil dengan kelompok P5+1 -- AS, Inggris, Prancis, Cina dan Rusia serta Jerman -- mengenai kegiatan nuklir Iran, yang dicurigai negara-negara Barat memiliki tujuan militer, meski Teheran telah membantahnya.
Rowhani, yang menang dalam pemilihan presiden pada 14 Juni, berjanji melakukan interaksi konstruktif dengan negara-negara dunia. Pidato pelantikan itu mengisyaratkan jalur yang akan ditempuh oleh pemerintah moderat Rowani.
Setelah pidatonya itu, ia juga mengajukan kepada parlemen susunan pemerintahnya, yang sebagian besar terisi para teknokrat yang dianggap dekat dengan mentornya, mantan Presiden Akbar Hashemi Rafsanjani.
Calon-calon utama dalam kabinet itu antara lain diplomat kawakan Mohammad Javad Zarif, yang akan memimpin kementerian luar negeri, dan mantan Menteri Perminyakan Bijan Namdar Zanganeh, yang akan memegang jabatan yang sama.