REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Harga minyak dunia sedikit menurun pada Senin (Selasa pagi WIB), karena produksi Libya berbalik naik setelah aksi protes pekan lalu. Data ekonomi positif dari Cina dan Amerika Serikat membantu menahan penurunan harga lebih lanjut di pasar, kata analis.
Harga patokan minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September turun 38 sen menjadi ditutup pada 106,56 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange (NYMEX)
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September turun 25 sen menjadi menetap di 108,70 dolar AS per barel. Dimulainya kembali produksi dari ladang minyak barat Libya membantu mendorong harga lebih rendah.
Namun protes di terminal-terminal pengiriman utama negara itu terus menghalangi ekspor dari pesisir tengah, Menteri Perminyakan Libya Abdelbari al-Aroussi mengatakan pada Senin.
Aroussi mengatakan produksi sekarang berjalan pada 700.000 barel per hari (bph), naik dari rekor terendah 330.000 barel per hari pada puncak protes minggu lalu tetapi masih jauh dari rata-rata sebelumnya 1,42 juta barel per hari.
"Pasokan minyak mentah telah meningkat di barat, di mana kita telah berhasil memulihkan produksi di semua ladang setelah negosiasi dengan berbagai pihak," kata menteri perminyakan.
"Kami berusaha untuk mencapai penyelesaian di wilayah tengah di mana Terminal Zueitina (100.000 bph), Sedra dan Ras Lanouf (600.000 bph) tetap ditutup."
Namun demikian data positif di dua ekonomi terbesar di dunia (AS dan Cina) mencegah penurunan lebih tajam di pasar.
Indeks pembelian manajer (PMI) dari raksasa perbankan HSBC untuk layanan industri di China mencapai 51,3 pada Juli, tidak berubah dari Juni dan menunjukkan berlanjutnya pertumbuhan, meski pada kecepatan lambat.
PMI non-manufaktur resmi Cina yang dirilis akhir pekan lalu, datang di 54,1 pada Juli, dari 53,9 pada bulan sebelumnya. "Indeks pembelian manajer HSBC untuk industri jasa di Cina.