REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Calon Duta Besar Amerika Serikat (AS) di Kairo Robert Ford dipersoalkan oleh politisi Mesir karena dianggap dekat dengan kelompok "teroris".
Sejumlah pemimpin partai menolak calon Dubes Ford. Dia akan menggantikan Dubes Ann Paterson yang segera mengakhiri masa tugasnya, media massa setempat melaporkan, Senin.
Surat kabar Al Ahram yang mengutip beberapa politisi, melaporkan pencalonan Ford tersebut menimbulkan pertanyaan dan tuduhan bahwa ia memberi andil dalam pembentukan kelompok-kelompok teroris di sejumlah negara tempatnya bertugas.
Diplomat karir yang fasih berbahasa Arab tersebut saat ini mengemban misi sebagai Dubes AS di Suriah sejak 2010 dan sebelumnya Dubes AS untuk Aljazair.
"AS diminta membatalkan pencalonan Ford sebagai Dubes di Mesir agar tidak menimbulkan dampak negetif bagi hubungan kedua negara. Pencalonan itu bakal menimbulkan kemarahan masyarakat terhadap pemerintah AS," kata harian itu mengutip para politisi.
Juru Bicara Partai Tajammu, Nabil Zaki, mengatakan, Washington hendaknya memaklumi bahwa Mesir pasca-Presiden Muhammad Mursi tidak akan menerima dikte negara asing terutama AS, dan Mesir akan menolak pencalonan Dubes itu bila dianggap sebagai bagian dari strategi AS.
Tokoh Gerakan Kifayah yang juga anggota Front Penyelamatan Nasional, George Ishak memperingatkan AS atas pencalonan tersebut, dan menggambarkan Ford sebagai apa yang disebutnya, "berperan menyebarkan fitnah perpecahan di sejumlah negara tempatnya bekerja termasuk di Suriah".
Peringatan serupa diutarakan Ketua Partai Nasser Sameh Ashour. Menurut dia, Washington hendaknya mendengarkan keberatan masyarakat Mesir atas pencalonan Dubes tersebut, dan sepatutnya menggantinya dengan diplomat lain yang lebih bersahabat.
Ishak dan Ashour mengecam keras Dubes AS di Kairo saat ini, Ann Paterson karena dianggapnya mencampuri urusan dalam negeri Mesir.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri AS William Burns saat ini berkunjung ke Mesir untuk mencari titik temu dalam mengakhiri krisis politik di negara itu.
Ini merupakan kunjungan kedua Burns dalam dua pekan terakhir pasca digulingkannya Presiden Moursi pada 3 Juli silam.