REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel berembuk dengan sejawatnya dari Azerbaijan pada Senin (5/8). Hagel mengatakan, Iran harus mengakhiri kekhawatiran masyarakat internasional tentang program nuklirnya.
Azerbaijan, yang berbatasan dengan Iran, memiliki hubungan persahabatan dengan Israel, musuh bebuyutan Teheran. Pada Maret, Azerbaijan membantah tuduhan bahwa negara itu memberikan akses kepada Israel ke pangkalan udaranya, yang dapat membantu serangan terhadap Iran.
Di antara masalah lain dibicarakan Hagel dan Safar Abiyev adalah keadaan kawasan, kata juru bicara Pentagon George Little dalam satu pernyataan. "Menteri Hagel mengemukakan menyangkut pelantik Presiden Hassan Rowhani dan menegaskan bahwa Iran penting sekali melakukan tindakan segera untuk mengatasi kekhawatiran yang mendalam masyarakat internasional atas program nuklirnya," tambahnya, seperti dilansir AFP, Selasa (6/8).
Barat mengharapkan Rohani akan melakukan pendekatan yang lebih konstruktif dalam perundingan yang berlangsung lama mengenai program nuklir Teheran yang kontroversial, kendatipun Iran membantah tuduhan bahwa tujuannya untuk memuat senjata nuklir.
Pada 14 Juli, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memperingatkan bahwa Iran sedang bergerak semakin dekat untuk membangun senjata nuklir dan Israel mungkin akan melakukan tindakan sepihak untuk mencegah itu. Satu tulisan di majalah Foreign Policy edisi Maret, menyatakan akses ke pangkalan-pangkalan udara Azerbaijan dekat perbatasan Iran bisa memberikan akses bagi pesawat tempur Israel untuk menyerang Iran.
Kementerian pertahanan Azerbaijan mengatakan pernyataan itu tidak benar. Hagel juga berterima kasih kepada Abiyev atas peran yang dilakukan Azerbaijan dalam memberikan akses transit darat, udara dan laut bagi dukungan logistik ke Afghanistan.