REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Inggris meminta warganya untuk meninggalkan Yaman secepatnya setelah ada ancaman serangan teroris. Departemen Luar Negeri AS juga memerintahkan semua staf pemerintahan AS yang tidak esensial di Yaman untuk meninggalkan negara tersebut.
Perintah tersebut diumumkan pada Selasa (6/8) setelah peringatan keamanan tinggi dari Washington pada pekan lalu. Pemerintah AS telah menutup sejumlah kedutaan besar di Yaman dan negara Timur Tengah dan Afrika.
Peringatan datang setelah empat terduga anggota Alqaidah terbunuh dalam serangan pesawat tanpa awak di pusat Yaman pada Selasa (6/8) pagi. "Departemen Luar Negeri menyarankan warga AS untuk mengindari bepergian ke Yaman dan semua warga AS yang tinggal di Yaman untuk pergi secepatnya," ujar pernyataan departemen di situsnya dikutip Al-Jazeera.
Sementara itu, Kantor Luar Negeri inggris menyarankan agar tidak bepergian ke Yaman. Mereka juga menyarankan semua warga Inggris di Yaman segera meninggalkan negara tersebut. Staf kedutaan besar Inggris juga secara bertahap ditarik dari Yaman.
Peringatan pada Selasa keluar setelah media AS melaporkan peningkatan ancaman keamanan. Pemerintah AS telah menyadap percakapan antara pemimpin Alqaidah. New York Times melaporkan penutupan kedutaan besar AS dilakukan setelah menyadap komunikasi elektronik antara Ayman al-Zawahri yang menggantikan Usamah bin Ladin sebagai kepala Alqaidah dengan kepala Alqaidah Yaman, Nasser al-Wuhayshi.
Otoritas AS menyebut tidak ada informasi rinci mengenai target atau lokasi yang akan diserang Alqaidah. Namun, ancaman terhadap kepentingan barat tidak bisa diabaikan.