REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekitar 75 pegawai di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yaman telah dievakuasi dengan menggunakan pesawat militer AS karena ancaman teror di seluruh kawasan itu. Demikian kata seorang pejabat AS pada Selasa.
''Pesawat itu, yang disertai dengan pesawat pendukung, terbang ke pangkalan udara Amerika Serikat di Ramstein, Jerman,'' kata pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya. Seorang pejabat Pentagon menolak berkomentar karena alasan keamanan.
Pentagon sebelumnya mengatakan pihaknya menerbangkan pegawainya keluar dari Yaman atas permintaan dari Departemen Luar Negeri di tengah kekhawatiran akan kemungkinan serangan Alqaidah setelah penyadapan pesan dari pemimpin kelompok itu yang menyerukan serangan.
"Departemen Pertahanan Amerika Serikat tetap memiliki personel di lapangan untuk mendukung Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dan memantau situasi keamanan," kata Juru bicara Pentagon, George Little, dalam sebuah pernyataan.
Departemen Luar Negeri juga mendesak warga negara Amerika Serikat untuk tidak bepergian ke Yaman dan mendesak mereka yang berada di Yaman untuk segera meninggalkan lokasi itu.
Sebuah pesawat penumpang berbendera Amerika Serikat mendarat di bandara Sana'a. Pesawat tersebut kemungkinan digunakan untuk mengevakuasi warga negara Amerika Serikat.
Sementara itu, warga melaporkan bahwa dua pesawat tanpa awak telah terbang di atas ibukota. Amerika Serikat adalah satu-satunya negara yang diketahui memiliki pesawat tanpa awak yang beroperasi di Yaman.