Rabu 07 Aug 2013 10:05 WIB

Warga Israel Menentang Kesepakatan Damai dengan Palestina

Rep: Nur Aini/ Red: Mansyur Faqih
Tentara Israel menembaki anak-anak Palestina yang melakukan perlawanan dengan lemparan batu di jalanan Alquds.
Foto: EPA/Alaa Badarneh
Tentara Israel menembaki anak-anak Palestina yang melakukan perlawanan dengan lemparan batu di jalanan Alquds.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Hasil survei menunjukkan sebagian besar warga Israel menentang kesepakatan damai dengan Palestina yang kemungkinan mencabut garis gencatan senjata sebelum 1967. Survei dari Institut Demokrasi Israel (IDI) menunjukkan 65,6 persen responden tidak mengharapkan ada kesepakatan dalam pembicaraan Israel dan Palestina selama satu tahun. 

Negosiasi dimulai pekan lalu setelah tiga tahun vakum. Jika pemerintah berhasil mencapai kesepakan, maka hal itu masih harus meminta persetujuan rakyat. Dari 602 orang yang disurvei, 55,5 persen mengatakan akan melawan kesepakatan tentang garis genjatan senjata 1967, bahkan dengan pertukaran apa pun. 

Dalam laporan yang dilansir Al-Jazeera, sekitar 67 persen dari warga Israel mengatakan mereka akan melawan keinginan Palestina yang ingin mengembalikan pengungsi. Palestina ingin mengembalikan pengungsi yang diusir ketika Israel terbentuk pada 1948. Mereka juga menentang kompensasi terhadap pengungsi. 

Setelah membuka pembicaraan di Washington sepekan lalu, negosiator Israel dan Palestina sepakat bertemu kembali di pekan kedua Agustus. Otoritas Palestina juga berusaha membujuk rakyat untuk menerima hasil perundingan. Dalam pernyataan bersama, dua faksi politik di Palestina meminta pembicaraan ditunda karena negosiasi sejak 1990-an tidak memiliki poin penting. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement