REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pemerintah sementara Mesir menyatakan mediasi asing untuk memecahkan krisis politik di negara tersebut gagal. Mereka mengeklaim Ikhwanul Muslimin bertanggungjawab atas kegagalan tersebut.
Kepresidenan mengumumkan berakhirnya fase pertama diplomasi untuk menyelesaikan krisis politik yang terjadi sejak 3 Juli ketika militer menggulingkan Presiden Muhammad Mursi. Dalam laporan kantor berita MENA, Rabu (7/8), merupakan akhir dari upaya diplomasi yang dimulai sejak 10 hari lalu.
"Mesir menyatakan Ikhwanul Muslimin bertanggung jawab sepenuhnya pada kegagalan usaha dari utusan asing dan konsekuensi atas kegagalan itu," ujar pernyataan yang dilansir Al-Jazeera.
Pernyataan itu keluar setelah Menteri Luar Negeri Qatar, Khaled al-Attiya meminta pembebasan anggota Ikhwanul Muslimin dari penjara serta kunjungan senator AS, John McCain dan Lindsey Graham. Utusan asing dari Amerika, Eropa, Afrika, dan sejumlah negara Arab telah mengunjungi Mesir pada bulan ini, namun sedikit yang sukses.
Ribuan pendukung Mursi tetap memprotes di Kairo untuk menuntut pengembalian kekuasaan dan menolak pemerintahan sementara. Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton dan delegasi Uni Afrika, Alpha Oumar Konare telah membuat pertemuan dengan Mursi. Mereka melaporkan Mursi dalam kondisi sehat.