REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia merasa kecewa atas keputusan Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang membatalkan rencana kunjungannya ke Moskow awal September mendatang untuk mengadakan pertemuan puncak bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, kata Kremlin, Rabu (7/8).
"Kami kecewa," demikian disampaikan ajudan utama Putin bidang kebijakan luar negeri, Yuri Ushakov, kepada para wartawan, seperti dilansir AFP. Ia menambahkan Moskow melihat dengan jelas bahwa keputusan itu dikaitkan dengan masalah pembocor rahasia yang jadi buruan AS, Edward Snowden, yang mendapat tempat perlindungan di Rusia pekan lalu.
"Jelas bahwa keputusan itu dikait-kaitkan dengan masalah menyangkut pegawai dinas rahasia Amerika, Snowden, yang sangat jelas bukan ditimbulkan oleh kami," ujarnya.
Ushakov mengatakan situasi saat ini menunjukkan bahwa Amerika Serikat masih belum siap menjalani hubungan berdasarkan kesetaraan dengan Rusia, namun mengatakan undangan bagi Obama untuk berkunjung masih tetap berlaku. "Masalah ini menekankan bahwa Amerika Serikat, seperti sebelumnya, tidak siap membangun hubungan yang berdasarkan kesetaraan," kata Ushakov.
Ia menuduh Amerika Serikat menghindari penandatangan kesepakatan ekstradisi bilateral. "Kami siap bekerja sama lebih lanjut dengan mitra-mitra Amerika dalam semua masalah kunci agenda bilateral maupun multilateral," katanya. Obama masih dijadwalkan berangkat ke Rusia untuk mengunjungi pertemuan puncak negara-negara anggota Kelompok 20 (G20) di Saint Petersburg.
Sebelum adanya pembatalan, Obama dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan Putin di Moskow menjelang pertemuan puncak G20.