REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ayah Edward Snowden, mantan pegawai kontrak agen mata-mata yang menjadi buruan Amerika Serikat (AS), memperkirakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan tetap berdiri tegak dalam menghadapi tekanan dari Washington.
Hal itu dikatakan di saat kedua negara itu berdebat soal keputusan Moskow yang memberikan puteranya suaka. Komentar Leon Snowden itu muncul pada hari yang sama Presiden Barack Obama mengumumkan keputusannya untuk membatalkan pertemuan puncak bilateral dengan Putin.
Sebelumnya telah dijadwalkan akan berlangsung bulan depan, sebagai aksi pembalasan terhadap Rusia atas langkahnya memberikan tempat perlindungan bagi Edward Snowden.
Ayah Snowden mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara bahwa ia yakin Putin tidak akan mengubah sikap dan menyerahkan puteranya kepada Amerika Serikat untuk menghadapi tuntutan kegiatan mata-mata.
"Presiden Vladimir Putin sudah menunjukkan sikap tegas. Saya menghormati kekuatan dan saya menghormati keberanian," kata Lon Snowden.
"Ia (Putin) bersikap tegas dalam menghadapi tekanan yang terus menerus dari pemerintah kita dan saya yakin dia akan terus memiliki sikap tegas."
"Permainan seperti 'Baiklah, Saya tidak akan melakukan pertemuan ini,' atau 'Saya tidak akan pergi ke pertemuan itu,'... Menurut saya Presiden Putin tidak akan menyerah pada (permainan) itu," ujarnya.
Putranya, Edward Snowden, terjebak di sebuah bandar udara di Moskow selama lebih dari lima minggu sebelum akhirnya Rusia pada 1 Agustus memberikan tempat perlindungan selama satu tahun.
Lon Snowden berharap dapat mengunjungi Rusia bulan ini. Ia belum berbicara dengan putranya sejak mantan pegawai kontrak Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) itu meninggalkan AS menuju Hong Kong.
Ketika berita muncul pada bulan Juni tentang pembocoran rahasia yang ia lakukan menyangkut program-program penyadapan oleh AS.
"Lebih baik saya tidak berbicara dengannya (Edward) sampai saya bisa mengunjungi dan bertemu dengannya secara langsung. Dan saya sangat menanti-nanti kesempatan tersebut," kata Lon Snowden.
Ketika ia mengunjungi Rusia, kata Lon, ia tidak akan membawa barang-barang atau melakukan apapun yang bisa dianggap sebagai aksi membantu dan bersekongkol dengan putranya.