REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, Rabu (7/8) berbicara melalui telepon untuk membahas perkembangan di Suriah dan Mesir, kata Gedung Putih.
Selama pembicaraan, yang diminta oleh Erdogan, keduanya "membahas bahaya ekstrimis asing di Suriah dan disepakati tentang pentingnya mendukung oposisi bersatu dan inklusif ", katanya dalam satu pernyataan.
Pemberontak Suriah menderita pukulan besar pada Rabu dengan 62 dari mereka dilaporkan tewas dalam penyergapan, saat Obama mengumumkan Washington akan menyediakan tambahan 195 juta dolar AS dalam bentuk makanan dan bantuan kemanusiaan lainnya ke negara yang dirobek perang itu.
Lebih dari 100.000 orang telah tewas di Suriah sejak berperang di sana pecah 28 bulan lalu. Sekitar 1,8 juta orang telah melarikan diri dan mencari perlindungan di negara-negara tetangga.
Obama dan Erdogan juga menyatakan keprihatinan tentang situasi di Mesir, di mana upaya diplomatik untuk menengahi penyelesaian yang dirundingkan dan dibangun dari penggulingan Presiden Mohamed Morsi tidak ada kemajuan.
Pemerintah Mesir telah berjanji untuk menghapus kamp protes, yang memicu ketakutan akan kekerasan.
"Presiden dan perdana menteri menyatakan keprihatinan tentang situasi di Mesir dan berkomitmen bersama untuk mendukung secara demokratis dan inklusif ke depan," kata pernyataan itu. "Kedua pemimpin sepakat agar tim mereka terus berkoordinasi erat untuk mempromosikan kepentingan kita bersama."