Jumat 09 Aug 2013 10:53 WIB

12 Anggota Alqaidah Jadi Tumbal Pesawat Tanpa Awak

Gerilyawan Alqaidah (ilustrasi)
Foto: EPA/Intel Center
Gerilyawan Alqaidah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Serangan beruntun oleh tiga pesawat nirawak di Yaman pada Kamis telah menewaskan 12 orang anggota Alqaidah, kata sumber militer dan suku setempat, sehari setelah Sanaa dilaporkan menggagalkan suatu rencana penyerangan ke pangkalan minyak milik Barat.

Serangan pertama pada fajar diduga dilakukan oleh satu pesawat tak berawak Amerika, sebagai aksi keenam serangan serupa sejak akhir Juli.

Sasaran serangan adalah pada dua kendaraan yang ditumpangi anggota Al Qaida di wilayah Shabwan, kawasan Maarib di sebelah timur Ibukota. "Enam anggota Alqaidah terbunuh," dalam serangan itu, kata petugas dari suku setempat yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Serangan dilakukan setelah peringatan aksi terorisme yang membuat misi diplomatik Amerika Serikat dan Barat di wilayah tersebut ditutup sementara.

Pada serangan kedua tertuju ke "sebuah kendaraan yang membawa dua anggota Al-Qaida di dekat Ghayl Bawazeer" di Selatan, kata petugas tersebut. "Kedua orang itu meninggal," ia menambahkan.

Sebanyak empat anggota Alqaidah lainnya meninggal dalam serangan ke tiga pada Kamis malam di wilayah yang sama, kata petugas militer.

Pada Rabu, pihak berwenang mengatakan telah menggagalkan rencana Al Qaida menyerang perusahaan minyak yang dioperasikan Kanada di Mina al-Dhana, Semenanjung Arab.

Pada hari yang sama, ada dugaan lain pesawat tak berawak menyebabkan tujuh tersangka jihad meninggal di wilayah tenggara. Delapan serangan pesawat nirawak sejak 28 Juli di selatan, tenggara dan timur Sanaa secara keseluruhan telah menewaskan 36 orang. Hanya Amerika yang memiliki jenis pesawat seperti itu.

Kelompok militan juga merencanakan untuk menguasai Ibukota Provinsi Hadramaut, Al-Mukalla, suatu kota pelabuhan yang dihuni sekitar 100 ribu penduduk, juru bicara pemerintah Rajeh Badi mengatakan kepada AFP.

Mereka juga berencna merebut wilayah Ghayl Bawazeer ke utara, tempat Alqaidaha sempat membuat pernyataan sesaat mendirikan Amirat Islam awal tahun ini, katanya.

Washington menutup 19 kedutaan besar dan konsulatnya di Timur Tengah, Afrika dan menyadap komunikasi di antara kelompok militan yang diberitakan antara lain perintah penyerangan dari pimpinan Alqaidah Ayman al-Zawahiri.

Amerika Serikat dan Inggris menarik petugas kedubes di Sanaa pada Selasa, mengacu pada laporan intelijen mengenai serangan yang segera terjadi.

sumber : Antara/ AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement