REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Survei terbaru dari Reuters/ Ipsos menemukan fakta yang cukup unik. Sebanyak 40 persen warga Amerika Serikat (AS) kulit putih yang menjadi responden survei dan sekitar 25 persen responden nonkulit putih AS hanya berteman dengan sesama rasnya.
Temuan ini, menurut survei, menguatkan politik segregasi (pemisahan berdasarkan warna kulit) yang terjadi di AS. Belum lagi konteks pembunuhan pemuda kulit hitam oleh George Zimmerman.
Selain itu survei juga menemukan ada kantong-kantong etnis yang pergaulannya lebih cair. Ini terjadi misalnya di kantong komunitas Hispanik (Amerika Latin).
Dalam hasil survei ditemukan hanya 10 persen responden yang tidak memiliki teman dari ras yang berbeda. Malah temuan yang menarik adalah setengah dari total responden komunitas Hispanik memiliki istri atau pacar yang berasal dari lain ras.
Indikator yang terakhir ini berbeda jauh dengan komunitas kulit putih dan komunitas kulit hitam. "Dalam skala yang lebih luas lagi dengan memasukkan variabel teman kerja, dan saudara lainnya sebanyak 30 persen warga AS memilih tidak bergaul dengan ras lain," demikian hasil survei.
Responden Kevin Shaw (49 tahun) adalah satu contohnya. Ia memiliki pengalaman berhubungan secara homogen dengan komunitas kulit putih saja, tapi juga berhubungan heterogen dengan ras lain. Kevin tumbuh di Kota Kansas, Missouri.
Ia jadi minoritas di sekolahnya karena hanya dua siswa kulit putih di sana. Sisanya adalah kulit hitam. Sementara istri Kevin, Bobbi adalah keturunan Hispanik. Keduanya bertemu di SMA dan sudah menikan selama 27 tahun.
Sekitar 11 tahun lalu, Kevin dan Bobbi pindah ke daerah Liberty. Ini satu kawasan homogen kulit putih. "Beberapa hari setelah kami pindah, ibu mertua saya datang berkunjung. Tetangga saya bertanya, apakah yang datang itu pembantu saya?" kata Kevin, dengan heran.
Survei Reuters/ Ipsos ini dilakukan secara online terhadap 4.170 responden berwarganegara AS antara 24 Juli-6 Agustus.